Menurut pakar marketing Hermawan Kartajaya dari Mark Plus Inc, dikutip dari Pesona, ada tiga nilai tradisi yang dipegang teguh oleh orang Tionghoa yang ikut mendukung kesuksesan mereka sebagai pebisnis. Berikut adalah jurus-jurus yang bisa dicontek :
Quang-Shi
Yaitu hubungan yang sangat erat antar orang Tionghoa. Ketika yang satu terlilit masalah, maka yang lain akan ikut membantu. Misalnya, saat seorang pengusaha Tionghoa bangkrut dan tak punya modal lagi untuk memulai usaha baru, pasti akan ada yang bersedia membantu, sekalipun usaha itu berpotensi rugi. Selama orang yang diberi bantuan berlaku jujur dan tidak berbuat curang, maka teman atau saudaranya akan tetap membantu, meskipun dia sudah 2-3 kali bangkrut. Tapi jika sekali saja dia berbuat curang dan bohong, maka kerabatnya akan berhenti menolong.
Wei-Chi
Yakni optimisme menghadapi krisis. 'Wei' artinya bahaya dan 'chi' artinya kesempatan. Jadi setiap kali terjadi krisis, ada dua tindakan yang harus dilakukan, yaitu melepaskan diri dari bahaya dan meraih kesempatan. Orang Tionghoa selalu berpikir positif dalam menghadapi krisis dengan mengedepankan peluang yang ada dibandingkan sibuk memikirkan kendalanya. Jadi mereka akan berusaha sekuat tenaga tanpa mengeluh untuk meraih kesempatan itu, sekecil apa pun.
Mian-Zi
Arti harfiahnya 'muka'. Orang Tionghoa memegang prinsip, apa pun yang terjadi jangan sampai ‘kehilangan muka’ alias harga diri. Misalnya, ia punya utang dan sudah jatuh tempo. Jika tak punya uang tunai, ia rela menjual asetnya untuk melunasi utang tersebut daripada harus kehilangan harga diri.
Yaitu hubungan yang sangat erat antar orang Tionghoa. Ketika yang satu terlilit masalah, maka yang lain akan ikut membantu. Misalnya, saat seorang pengusaha Tionghoa bangkrut dan tak punya modal lagi untuk memulai usaha baru, pasti akan ada yang bersedia membantu, sekalipun usaha itu berpotensi rugi. Selama orang yang diberi bantuan berlaku jujur dan tidak berbuat curang, maka teman atau saudaranya akan tetap membantu, meskipun dia sudah 2-3 kali bangkrut. Tapi jika sekali saja dia berbuat curang dan bohong, maka kerabatnya akan berhenti menolong.
Wei-Chi
Yakni optimisme menghadapi krisis. 'Wei' artinya bahaya dan 'chi' artinya kesempatan. Jadi setiap kali terjadi krisis, ada dua tindakan yang harus dilakukan, yaitu melepaskan diri dari bahaya dan meraih kesempatan. Orang Tionghoa selalu berpikir positif dalam menghadapi krisis dengan mengedepankan peluang yang ada dibandingkan sibuk memikirkan kendalanya. Jadi mereka akan berusaha sekuat tenaga tanpa mengeluh untuk meraih kesempatan itu, sekecil apa pun.
Mian-Zi
Arti harfiahnya 'muka'. Orang Tionghoa memegang prinsip, apa pun yang terjadi jangan sampai ‘kehilangan muka’ alias harga diri. Misalnya, ia punya utang dan sudah jatuh tempo. Jika tak punya uang tunai, ia rela menjual asetnya untuk melunasi utang tersebut daripada harus kehilangan harga diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar