Rabu, 24 Februari 2016

Tipe-tipe Kepribadian Entrepreneur




Ada beberapa tipe kepribadian seorang pengusaha atau entrepreneur. Di sini akan kami ulas beberapa tipe entrepreneur. Anda perlu pengetahui tipe kepribadian enterpreneur karena dengan mengetahui tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah bisnis, Anda bisa lebih terarah dalam memimpin bisnis.

The Improver
Anda memiliki kepribadian ini jika Anda menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki. Anda menggunakan perusahaan Anda untuk memperbaiki dunia. Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan bisnis . Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.

Personality Alert: Waspadai sifat Anda yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan Anda. Contoh entrepreneur: Anita Roddick, pendiri The Body Shop.

The Advisor
Tipe kepribadian pebisnis seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.

Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah lelah hati sendiri. Contoh entrepreneur: John W Nordstrom, pendiri Nordstorm.

The Superstar
Inilah tipe bisnis yang pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari "Sang CEO Superstar". Pebisnis dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun bisnis mereka dengan personal brand mereka sendiri.

Personality Alert: Pebisnis dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics. Contoh entrepreneur: Donald Trump, CEO Trump Hotels & Casino Resorts.

The Artist

Kepribadian pebisnis seperti ini biasanya senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreatifitas seperti pada perusahaan agen periklanan, web design, dan lain-lain.

Personality Alert: Pebisnis tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan Anda, walaupun kritik dari mereka bersifat membangun. Contoh entrepreneur: Scott Adams, pendiri dan penggagas Dilbert.

Menyulap Limbah Komputer Menjadi Produk Kerajinan


Bisnis Komputer. Di sela-sela kesibukannya sebagai direktur operasional di sebuah perusahaan manufaktur, Steven Rodrig menyempatkan diri berkreasi mencipta karya seni bernilai tinggi. Menggunakan limbah dari komputer, pria kelahiran Havana, Kuba, ini membuat berbagai macam bentuk produk kerajinan ramah lingkungan yang mengesankan.
 
Sejak dua tahun lalu, Rodrig memanfaatkan PCB (printed circuit board) atau papan sirkuit dari komputer bekas sebagai bahan produk kerajinannya. Ayah tiga orang anak yang kini tinggal di New Jersey, Amerika Serikat, ini menjuluki karyanya sebagai kerajinan organik. Menurutnya, papan sirkuit yang tersembunyi di dalam mesin komputer bekas yang semula tak bernilai, bila dikreasikan dengan sedikit sentuhan imajinasi, bisa menghasilkan karya seni organik nan cantik. “Semua (kerajinan) berwujud organik, seperti tanaman dan hewan, bisa tercipta dari bahan-bahan inorganic. PCB ini contohnya,” tuturnya.
 
Dari mana ide Rodrig berasal? Inspirasinya timbul ketika Rodrig berniat membuatkan sarapan telur goreng untuk sang buah hati. Saat memecah telur dan melihat bagian putih dan kuning telur keluar dari cangkang, dia menghubungkan momen itu dengan DNA buatan manusia yang bersifat organik. “Telur mempunyai data di dalamnya, yakni kuning dan putih telur. Itu merupakan data organik. Jadi bagaimana bila saya menggunakan PCB sebagai bahan pengganti untuk menghasilkan data organik,” kenangnya.
 
Untuk mencari PCB tak terpakai, Rodrig rela hunting ke tempat penimbunan sampah elektronik atau menghubungi teman-temannya. Tak seperti bahan kerajinan lain yang lebih mudah dirakit, kerajinan organik miliknya mempunyai tingkat kesulitan saat memotong-motong PCB menjadi beberapa bagian. Rodrig menjelaskan kepada situs Wired, “Tak semua PCB sama, ada yang terlalu keras untuk dipotong dan ada yang mudah hancur. Kepuasan akan datang ketika potongan-potongan PCB ini dirangkai menjadi satu bagian berbentuk sesuatu yang organik.”
 
Selain tanaman dan hewan, Rodrig juga membuat kerajinan dari PCB berbentuk sepatu, desain sebuah kota yang diberi nama “Attempt at Transferring Data Into the Organic World V.9.” dan lain sebagainya. Karya-karya seninya itu dibanderol dengan kisaran ratusan ribu dolar Amerika per item-nya.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2086-menyulap-limbah-komputer-menjadi-produk-kerajinan.html

Tom Burtzlaff, Karyawan yang Jadi Entrepreneur




Mendobrak pola pikir pegawai adalah salah satu hal tersulit saat memulai sebuah bisnis sendiri. Banyak orang yang mencoba melakukannya tetapi gagal. Namun, Tom Burtzlaff yang seorang mantan eksekutif berpengalaman yang telah bekerja di beberapa perusahaan kosmetik ternama dalam berbagai posisi dari manufaktur hingga manajemen umum akhirnya terjun dalam entrepreneurship di akhir 2009 saat pemilik usaha di mana ia bekerja menutup kantor yang ia tempati.


Kini setelah menjadi entrepreneur, ia bangga dengan bisnisnya sendiri. Burtzlaff sekarang menjabat sebagai Presiden CMIT Solutions di Columbia, sebuah penyedia layanan dan solusi teknologi informasi berskala nasional. Ada lebih dari 125 kantor waralaba milik Tom yang tersebar di AS dan ia kini baru saja membuka satu lagi kantor di Maryland. Tom berbagi tentang perjalanannya dari menjadi seorang karyawan selama 30 tahun hingga akhirnya menjelma sebagai seorang entrepreneur .

Tom mengatakan, “Sebelum perpindahan saya, saya bekerja sebagai seorang eksekutif pemasaran dalam industri kosmetik selama 3 dekade. Saya telah bekerja di Avon, Maybelline, L’Oreal, dan sebagai manajer umum dalam perusahaan sampling kosmetik.”


Tom bisa dikatakan terpaksa menjadi seorang entrepreneur setelah perusahaannya menutup kantor tempatnya bekerja dan ia memutuskan untuk tidak pindah ke lokasi kantor yang baru. Perpisahan Tom dengan para rekan kerjanya cukup sulit mengingat lamanya waktu mereka bekerja bersama dalam satu kantor.


Di tengah masa sulit itu, Tom berpikir lebih mendalam tentang hidupnya, “Proses tadi membuat saya berpikir tentang prioritas hidup saya selama ini dan saya memutuskan bahwa mengambil alih masa depan saya sendiri dan memberikan layanan yang berkualitas bagi usaha kecil lainnya akan menjadi arah karir baru saya.”

Tom teringat dengan sebuah kelas entrepreneurship yang pernah ia ikuti. Ia kemudian merasa terpanggil untuk menjadi pemilik usaha. Ia menguji model bisnisnya secara perlahan dan bekerja dengan seorang perantara waralaba untuk membantunya menemukan model bisnis yang menarik baginya dan akan berhasil saat diluncurkan ke pasar.

“Saya harus menjalani proses pematangan ide ini hingga 2 bulan dengan dua pewaralaba yang berbeda. Kemudian saya melakukan validasi dengan banyak pemilik waralaba untuk memahami pengalaman mereka dan bagaimana setiap model waralaba bekerja untuk mereka,” paparnya. Beberapa saat setelah itu, Tom melakukan perjalanan ke kantor pusat waralaba tersebut untuk menemui sebuah tim yang akan mendukungnya mewujudkan usaha idamannya.
 
“Saya berpikir waralaba tetap melibatkan saya dalam kegiatan bisnis tanpa harus mengerjakan semua sendirian karena saya masih harus memberikan pelatihan, bahan pemasaran, nasihat atau saran memulai bisnis ,” tutur Tom.


Tom memiliki sejumlah saran untuk para calon entrepreneur yang masih bekerja untuk orang lain atau karyawan yang ingin menjadi entrepreneur. Berikut poin-poinnya:

  • Jika Anda sedang dalam masa ‘menganggur’, gunakan jeda tersebut untuk memikirkan dan mengevaluasi prioritas dalam hidup Anda.
  • Mintalah nasihat dari setiap orang tentang kemungkinan memiliki usaha sendiri. Anda tidak akan pernah tahu seberapa banyak orang yang bersedia membantu Anda mewujudkan impian itu.
  • Hadapilah ketakutan. Memiliki sebuah usaha sendiri berbeda jauh dari bekerja untuk perusahaan orang lain. Anda tidak akan mendapatkan gaji bulanan, tetapi Anda akan bisa mendapatkan semua laba yang Anda hasilkan dan Anda tidak bisa dipecat bagaimanapun juga. Selain itu, saat usaha Anda makin maju, pertambahannya akan menjadi milik Anda sepenuhnya.
  • Yakinlah bahwa usaha baru Anda adalah sesuatu yang Anda akan bisa banggakan ke setiap orang dan Anda akan menikmati mengerjakan setiap hal di dalamnya. Intinya, buat orang lain merasa gembira dan tertolong dengan kehadiran usaha Anda.

Dari Batuk Jadi Pengusaha


Dua mahasiswa yang tinggal sekamar seringkali terganggu ketika membersihkan tempat tinggal mereka. Dari sini lahirlah ide sederhana yang akhirnya mengantarkan mereka menjadi jutawan.

Banyak kalangan menilai bahwa perusahaan besar selalu tercipta dari ide-ide yang besar dan rumit pula. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Faktanya, saat ini mulai banyak perusahaan besar yang dibangun hanya dari ide-ide yang sederhana. Contohnya adalah Method, perusahaan produk kebersihan ternama dunia yang lahir hanya dari ide sederhana dua pendirinya, Adam Lowry dan Eric Ryan.

Seperti dilansir situs Consumer News and Business Channel (CNBC) lewat artikel berjudul “10 Ideas That Made USD100 Million”, Lowry dan Ryan mengaku ide awal membentuk Method berasal dari pengalaman pribadi mereka yang sering batuk saat menggunakan produk kebersihan yang ada di pasaran.

“Hal ini sering membuat kami berpikir dan bertanya-tanya apakah produk kebersihan yang kami gunakan mengandung kotoran atau bahan berbahaya,” ujar Ryan. Sejak itu, Lowry sebagai seorang mahasiswa yang duduk di jurusan Kimia Universitas Stanford mulai melakukan berbagai penelitian tentang produk kebersihan yang ada. “Hasilnya menunjukkan bahwa banyak penggunaan bahan berbahaya pada produk yang kami pakai. Dari situ kami mulai terinspirasi untuk membuat produk kebersihan yang ramah lingkungan dan tanpa menggunakan bahan berbahaya,” kata Lowry.

Setelah melakukan berbagai  persiapan untuk mewujudkan ide cemerlang mereka, akhirnya pada 2000, dua karib yang tinggal sekamar ini membentuk perusahaan produk kebersihan yang diberi nama Method.

Perusahaan mereka dikenal sebagai industri produk kebersihan yang berbasis di San Fransico, Amerika Serikat (AS). Perusahaan ini dikenal karena menciptakan berbagai macam produk kebersihan yang ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan berbahaya.

Untuk memudahkan pekerjaan, Lowry dan Ryan melakukan pembagian tugas sesuai keahlian masing-masing. Sebagai sarjana lulusan desain, Ryan bertanggung jawab atas pembuatan kemasan. Sedangkan Lowry,sebagai seorang ahli kimia, bertugas membuat berbagai macam produk.

Untuk pemasaran, mereka melakukannya bersama-sama. Pertama kali saat melakukan pola pemasaran produk Method, Lowry dan Ryan menggunakan cara klasik, yakni menawarkan dari pintu ke pintu. “Cara ini mudah untuk mengenalkan produk kami ke masyarakat luas. Cara lain yang kami gunakan adalah menitipkan produk ini di toko-toko kecil yang ada di daerah kami,” ungkap Lowry.

Seluruh produk yang dihasilkan Method mulai dari sabun mandi, sampo, krim popok, lotion, deterjen, sabun cuci piring, pencuci tangan, hingga formula pembersih lantai dibuat dari berbagai bahan alami seperti jagung, minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit. Selain itu, desain kemasan produk Method juga dikenal cukup unik dengan bentuk yang tidak pasaran.

Seperti kemasan sabun pencuci piring yang dibentuk menyerupai jam pasir dan kemasan sabun pencuci tangan yang dibuat seperti kepala tokoh kartun Mickey Mouse. Berbekal keahlian yang dimiliki keduanya, kini Method berhasil menjadi salah satu perusahaan terbaik di dunia yang dinobatkan menjadi salah satu perusahaan paling inovatif versi FastCompany.

Pada 2006, Method juga berhasil menduduki peringkat tujuh teratas dalam daftar 500 perusahaan Amerika yang mampu berkembang cepat. Tahun ini People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), sebuah lembaga yang fokus terhadap perlindungan hewan, juga menobatkan Lowry dan Ryan sebagai Man Of The Years.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2084-dari-batuk-jadi-pengusaha-.html

Kranthi Vistakula, Technopreneur dari India


Kranthi Kumar Vistakula mampu berpikir cerdas dengan menciptakan penemuan yang sangat aplikatif dan bermanfaat bagi semua manusia. Dia menciptakan jaket segala musim dan cuaca.

Dia membuat jaket yang nyaman digunakan di temperatur yang ekstrem sekalipun. Bahkan, dengan jaket ini, semua orang yang memakainya dapat mengontrol cuaca yang ada di sekitarnya. Vistakula memberikan jaminan kepada orang-orang yang tinggal di temperatur ekstrem dengan jaket buatannya.

Kini mereka yang bekerja di tengah laut, pegunungan, atau pun benua Antartika pun tidak perlu takut dengan cuaca yang ekstrem. Jaket ini dinamai ClimaCon. Sebenarnya, ide membuat jaket itu berasal dari pengalaman Vistakula ketika berkuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Di saat cuaca yang dingin membuat dia harus mengenakan berlapis pakaian setiap kali meninggalkan rumah. Kadang, untuk menangkal dingin, dia harus menggunakan lima jaket hangat. Beratnya pun hingga 5kg. Kemudian, setelah masuk ke kelas, dia harus menanggalkan semua pakaiannya. Itu menjadi tidak praktis.

Ide pun mucul. Dia ingin membuat jaket yang mampu digunakan di segala cuaca dan musim. Setelah berpikir panjang, akhirnya dia menemukan kuncinya. Menurut Vistakula, kuncinya adalah pemanfaatan alat termoelektrik bernama pelat peltier. Sebenarnya, pelat ini terdiri atas dua besi yang menghasilkan arus listrik.

Setiap kali arus listrik mengalir, besi di satu sisi akan bertambah panas, sedangkan besi yang satu lagi malah jadi dingin. Vistakula mengandalkan baterai yang dilekatkan pada jaket. Tapi, ketahanan baterai itu ada masanya, yakni delapan jam.

Seperti dilaporkan BBC, untuk menaikkan dan menurunkan temperatur, pemakai jaket tinggal menekan tombol yang melekat pada bagian jaket. Hebatnya, meski dilengkapi besi, ClimaCon tetap ringan. ClimaCon mampu bertahan pada suhu ekstrem minus 50 derajat sampai 50 derajat Celsius.

Pasukan militer India di gunung es Siachen telah menguji coba jaket itu. Mereka berhasil bertahan pada suhu minus 40 derajat Celcius di musim dingin. Sedangkan pada musim panas bersuhu lebih dari 40 derajat Celcius, Vistakula masih merasa nyaman dengan mengenakan ClimaCon. Penemuan cerdas itu telah dipatenkan atas nama Vistakula.

Dia pun menjadi penemu yang masuk jajaran ilmuwan dunia. Untuk produksi massal, Vistakula bekerja dengan tim muda yang penuh antusias di Kota Hyderabad, ibu kota negara bagian Andhra Pradesh. Dhama Innovation adalah nama perusahaan yang didirikan oleh Vistakula pada Januari 2008.

Tiga tahun kemudian berjalan, perusahaan itu memiliki 15 orang pegawai yang terdiri dari teknisi, desainer, manajemen, dan penjahit. Dia bakal menjual jaket massal ke seluruh dunia. Tapi, belum ada kepastian berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membeli jaket tersebut.

Melalui Dhama Innovation, kini Vistakula bukan hanya puas dengan penemuannya itu. Alumnus MIT itu sedang mengembangkan ide agar penemuannya dapat diterapkan pada sepatu, kerudung, ataupun piring-piring makan malam.

“Kita juga mengembangkan sepatu tahan cuaca dan produk kita disukai oleh pasukan militer yang bertugas di gletser Siachen,” katanya dikutip dari BBC.

Dengan jaket dan sepatu segala musim, maka radang dingin pun bakal segera diatasi. Kemudian, Vistakula juga berencana membuat jaket khusus untuk sapi. “Pada dasarnya, sapi itu kalau musim dingin akan memberikan susu sedikit,” katanya. Jika sapi itu mengenakan jaket yang memberikan temperatur panas, maka sapi akan mengeluarkan susu dalam jumlah banyak.

Sebelum penemuan jaket itu berhasil, Vistakula melakukan percobaan berpuluhpuluh kali. Jaket pertama yang dibuatnya berbobot 5kg, dilengkapi kabel dan kipas angin. Semua orang yang melihat jaket itu langsung tertawa karena terlihat seperti bom. Kemudian, dia pun menggantinya dengan pelat.

Selain jaket, Vistakula memproduksi aplikasi medis untuk teknologi. Timnya saat ini sedang bekerja membuat produk yang diberi nama Haemosave. Sebuah produk untuk membekukan darah akibat luka. Alat itu dapat menjadi penyelamat hidup manusia karena menggunakan terapi es yang mampu menghentikan aliran darah.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2082-kranthi-vistakula-technopreneur-dari-india-.html

Tatiek Kancanawati, Penggagas Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru

Terdorong untuk memberdayakan pelaku UKM di desanya, Tatiek Kancaniati merintis pendirian Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru. Dikunjungi sekitar 6.000 orang, omzet total yang didapat pelaku UKM di Tegalwaru mencapai Rp 2 miliar per bulan.

Sejak 2007, Tatiek Kancaniati fokus melakukan pemberdayaan dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM) di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor. Tatiek sendiri merupakan warga asli desa tersebut.

Ia tergerak memberdayakan para pengusaha kecil di desanya setelah beberapa kali mengikuti pelatihan social entrepreneur leader yang diadakan oleh Dompet Dhuafa. Pelatihan itu sendiri bertujuan untuk membangun jiwa entrepreneur. "Kebetulan suami saya bekerja di Dompet Dhuafa," kata Tatiek.

Guna mempraktikkan hasil pelatihan itu, ia pun mendirikan Yayasan Kuntum Indonesia. Yayasan itu didirikan pada 2007. Lewat yayasan itu, dia mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk terlibat dalam usaha pembuatan tas anyaman bambu.

Setahun kemudian, ia juga merintis usaha produksi nata de coco. Usaha ini juga melibatkan warga desa setempat. Ide usaha ini didapat setelah ia melihat banyaknya limbah air kelapa di desanya. "Kebetulan di Tegalwaru ada pabrik selai kelapa. Nah, limbah air kelapanya saya manfaatkan untuk nata de coco," kata Tatiek.

Selain dirinya sendiri, Tatiek juga mendorong warga lain di desanya untuk memproduksi nata de coco. Hingga saat ini, sudah ada tiga produsen nata de coco di Tegalwaru, termasuk Tatiek.

Selain nata de coco, ia juga memproduksi arang briket batok kelapa. Demi kemajuan usahanya, pada 2011 ia mengubah nama yayasannya menjadi Kuntum Organizer.

Melalui yayasan itu, Tatiek menggandeng para pemilik usaha lain di Tegalwaru untuk menjadikan desa mereka sebagai Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru. Kebetulan di Tegalwaru terdapat belasan unit usaha. Di antaranya usaha peternakan, perikanan, nata de coca, kerajinan tas, kerupuk, dan masih banyak lagi.

Tujuan mendirikan kampung wisata bisnis itu tidak lain untuk membantu mengatasi kendala pemasaran yang banyak dihadapi pelaku UKM di desanya. Upaya itu tidak sia-sia. Ia mengklaim, banyak orang kini mengunjungi desanya. "Kami memberikan pelatihan bagi para pengunjung yang datang," ujarnya.

Setiap pengunjung dipungut bayaran Rp 25.000 untuk mengikuti pelatihan di satu bidang usaha tertentu, lengkap dengan praktik dan tutorial. Sepanjang tahun ini, Tegalwaru telah dikunjungi sekitar 6.000 orang. "Pengunjung datang dari Aceh hingga Papua, baik instansi pemerintah hingga mahasiswa untuk studi banding," imbuh Tatiek.

Banyak juga pengunjung yang kemudian tertarik memasarkan produk UKM dari desa tersebut. Hasilnya? Tatiek bilang, total omzet yang didapat seluruh pelaku UKM di Tegalwaru kini mencapai Rp 2 miliar per bulan. Dengan jumlah penduduk mencapai 12.000 jiwa, sekitar 40%-nya kini terlibat di dalam kampung wisata ini.

Olah Sampah Plastik, Ekspor ke Inggris dan Brazil

Ketua RT 2 Rini Sutantiono mengaku mengetahui program itu dari seorang warga saat pertemuan, beberapa waktu lalu. Strategi pun disusun untuk menjadi yang terbaik dan menyabet hadiah yang totalnya mencapai Rp 720 juta. ”Kita akan tonjolkan penghijauannya seperti pada tanaman tumpang sari, terong, tomat, cabai dan tanaman toga,” ujarnya didampingi Ketua RW 6 Alimin Budiarjo, Kamis siang (19/4).

Dulu, lingkungan RT 2 diakuinya cukup gersang. Lalu, warga bergotong royong menanam pepohonan sehingga lingkungan terlihat hijau dan asri. Bahkan, berhasil menyabet piala Walikota Jakarta Selatan pada 2008. RT itu menjadi juara dua dalam lomba rumah sehat dan taman. ”Mulanya gersang, kini sudah banyak penghijauannya,” kata perempuan berusia 68 tahun itu lantas tersenyum.
Selain menanam pepohonan dan tanaman tumpang sari, warga RT 2 membuat bank sampah. Sampah dipisahkan berdasarkan jenisnya, organik dan non-organik. Sampah organik diproses menjadi pupuk kompos, sementara non-organik didaur ulang menjadi kerajinan tangan yang mempunyai nilai jual tinggi. Ya, beberapa warga bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari daur ulang sampah rumah tangga berupa plastik.

Warga menyulap plastik-plastik itu menjadi beragam produk seperti tas laptop, tas punggung, dompet, tempat kosmetik dan tempat tisu. Dibuat menggunakan mesin jahit dengan quality control yang baik, kerajinan tangan itu sudah merambah pasar mancanegara. Beberapa pesanan datang dari Singapura, Inggris dan Brazil. ”Kuncinya sabar, tidak putus asa. Hasilnya bisa dibanggakan,” tutur Sri Harsiti Sukendar, warga setempat.

Di RT itu pun terdapat lahan sekitar satu hektar yang ditanami seratus pohon mangga berbagai jenis. Diantaranya, harum manis dan indramayu. Selain itu, dibuat dua kolam besar untuk budidaya ikan lele. ”Ke depan kita akan menggalakan gotong royong. Kita sosialisasikan (MKBJ 2012) kepada warga setempat,” tambahnya. Di RT 7 kecintaan warga terhadap lingkungan pun nampak jelas. Salah satu warga bernama Achmad Martedjo berhasil membuat breket sampah.

Dia lantas ditunjuk Paguyuban Pensiunan Warga Pesanggrahan (PPWP) untuk mengembangkan budidaya jamur dan tanaman buah dalam pot. ”Tahun 2000 kita diberikan green house oleh Sudin Pertanian Jakarta Selatan,” ungkapnya. Di green house itu sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang dimanfaatkan warga setempat untuk menyuburkan pepohonan dan tanaman termasuk tanaman obat atau toga seperti sirih merah dan hijau, jahe, mimba dan binahong. ”Jadi, RW 6 ini lengkap dengan tanaman toga,” ungkapnya.

Selain green house, mantan Menteri Pertanian Anton Apriantono pernah datang dan memberikan mesin pencacah untuk pembuatan kompos. Selain memanfaatkan lahan kosong, warga RW 6 menggunakan metode hidroponik dalam mengembangkan tanaman hias dan cabai. Sementara untuk budidaya jamur tiram, dia membuat ‘ruangan’ khusus berukuran 4x4 meter persegi di rumahnya. Campuran serbuk gergaji, bekatul dan dolomit digunakan sebagai media pengembangan bibit jamur yang didatangkan dari Bogor, Jawa Barat.


Sebelumnya, media itu disterilisasi dengan pemanasan selama empat jam terlebih dulu. Setelah dingin, barulah bibit jamur tiram dimasukkan. ”Penyemprotannya dua hari sekali dengan springler, karena dibutuhkan kelembaban dengan suhu dibawah 30 derajat celcius,” terangnya. Hasilnya, jamur tiram yang lezat, tanpa rasa asam di lidah. Tak hanya itu, warga memanfaatkan pasir dari selokan sebagai dasar pot tanaman. Menurut Achmad, limbah selokan 60 persennya adalah pasir. Selokan itu selalu dijaga kebersihannya sehingga saat hujan deras tidak pernah meluap hingga menggenangi jalan apalagi banjir yang kerap terjadi di beberapa sudut ibukota.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2079-olah-sampah-plastik-ekspor-ke-inggris-dan-brazil-.html

Bambang Parianom, Penyelamat 'Mahkota' Kota Batu


Ia paham, bahwa tidak dapat melakukan semuanya sendiri. Perlu kekuatan lebih besar agar hutan, tanah, dan sumber air di Batu dapat segera diselamatkan.

Pada 2 Februari 2004, banjir bandang melantak Batu, Malang. Bambang Parianom, warga setempat, tersentak. Batu merupakan bagian hulu daerah aliran sungai Brantas. "Banjir biasanya berada di hilir, jika terjadi di hulu, berarti ada bahaya yang luar biasa."

Banjir saat itu menerjang beberapa desa di Kecamatan Bumiaji. Material hutan seperti balok kayu menghantam pemukiman penduduk sepanjang aliran sungai Brantas. Lahan longsor di sepanjang 500 meter di Kecamatan Junrejo, pipa PDAM putus, dan beberapa proyek rusak.

Pria kelahiran Bojonegoro, 16 November 1955 ini semakin cemas. Pasalnya, ia menemukan penyebab banjir tak lain karena gundulnya sekitar 5.900 hektare hutan di Batu akibat penebangan liar. "Bukit-bukit di wilayah yang menjadi 'mahkota' Batu itu telanjang tanpa tanaman sehingga rawan longsor," ujarnya seperti dilansir danamonaward.org.

Sebelumnya data Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan tahun 2003 juga telah mendeteksi, di tiga wilayah kecamatan di Batu terdapat 15 titik rawan bencana tanah longsor yang mengancam sekitar 1.170 hektare lahan.

Bambang tahu bencana serupa yang lebih besar bisa terjadi jika hutan di daerah ketinggian dan hulu sungai semakin terkikis. Tak hanya itu, sumber air bagi kota Malang dan Batu pun terganggu.

Bambang--saat itu bekerja sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batu--mulai menginventarisasi data ekologi Batu. Hutan di Batu seluas 11.228 hektare merupakan area tangkapan air. Di Batu juga terdapat 111 sumber air bagi masyarakat Kota Batu dan Malang, namun hampir setengahnya telah mati akibat alih lahan dan pengolahan tanah yang tidak memperhatikan kaidah konservasi.

Debit air Sungai Brantas pun menurun akibat deforestasi dan degradasi lahan. "Padahal air Sungai Brantas merupakan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat Jawa Timur," ujarnya.

Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai guru ini mulai melakukan penanaman dalam skala kecil di sepanjang susur Kali Sungai Brantas. Namun, ia paham, bahwa ia tidak dapat melakukan semuanya sendiri. Perlu kekuatan lebih besar agar hutan, tanah, dan sumber air di Batu dapat segera diselamatkan. Tanggal 31 Oktober 2005, sarjana hukum ini membentuk Yayasan Pengembangan Usaha Strategis dan Advokasi Kelestarian Alam (PUSAKA).

Tidak lama setelah PUSAKA terbentuk, dengan bantuan Evironmental Services Program USAID, Bambang menanami lahan hutan seluas 20 hektare dengan tanaman pinus, eucalypthus, dan suren. "Obsesinya untuk segera memulihkan hutan," kata Guru Teladan Jawa Timur 1985 ini.

Namun, Bambang menghadapi hambatan. Tanaman tersebut banyak yang dicabuti oleh petani penggarap atau penduduk.

Pada 2006, Bambang menjabat sebagai Camat Bumiaji. Ia menggunakan jabatannya dengan mengerahkan Muspika yang terdiri dari Camat, Kapolsek dan Danramil agar upaya pemulihan hutan bisa berjalan. Bambang juga membentuk Gerakan Intensifikasi Rehabilitasi Alam Bumiaji (GIRAB) dan menjalin kemitraan lintas sektor seperti Perhutani, Perum Jasa Tirta I, Taman Hutan Raya Raden Suryo (Tahura), Perguruan Tinggi, LSM, dan tokoh lintas agama.

Perhutani mengizinkan Bambang untuk menanami area Perhutani. Saat ini telah ada kesepakatan antara PUSAKA dan Perhutani untuk penananam di areal Perhutani seluas 36 hektare. Perum Jasa Tirta, memberikan pinjaman lunak dana sebesar Rp 2,5 juta sejak 2007 kepada petani binaan Bambang untuk pengembangan usaha.

Sebanyak 300 orang telah tergabung dalam jejaring kemitraan ekologi PUSAKA yang terdiri dari berbagai komunitas seperti Paguyuban Masyarakat Abdi Lingkungan (PAMALI), Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Lingkungan (FKMPL), dan banyak lagi. Untuk lebih menanamkan kepedulian lingkungan sejak usia dini, PUSAKA hadir di sekolah-sekolah dasar untuk mengadakan kegiatan lingkungan.

Hingga saat ini jejaring PUSAKA telah menanami sekitar hampir 100 hektare lahan untuk kepentingan ekologi Batu. PUSAKA juga ikut andil menyelamatkan lahan resapan dan titik sumber air Unggul. Awalnya, di sana akan dibangun sebuah kawasan hotel, namun PUSAKA bersama berbagai komunitas seperti WALHI, LBH, berhasil membuat Wali Kota Batu mencabut izin pembangunan hotel tersebut.

Sejak 2009 Bambang tidak lagi menjadi camat. Ini membuatnya bisa lebih berkonsentrasi pada bidang lingkungan. Berkat upayanya, kegundulan hutan dan sisi sungai telah berkurang. Beberapa mata air yang sebelumnya mati juga sudah menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Bambang tahu ia akan menghadapi tantangan ke depan dengan konsep pembangunan yang sering tidak memperhatikan sisi ekologi. "Pembangunan paradoks dengan ekologi. Ketika komitmen politik tidak sepenuhnya mendukung, maka partisipasi masyarakat harus ditingkatkan," ujarnya.

Bambang, memang istimewa. Seperti disebutkan Nugie, artis yang peduli lingkungan. Katanya, Bambang adalah orang yang percaya pada panggilannya, karena sejak awal sudah menjawab dan menjalankan tanpa mengukur kendala dan kesuksesan yang akan diraih. Semata hanya melakukan dan terus mengembangkan lentera jiwanya untuk terus berbagi pada bumi dan manusia.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2078-bambang-parianom-penyelamat-mahkota-kota-batu-.html

Anton Sudibyo: Berdikari Berkat Tebu





Entrepreneurship dan pendidikan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Ini terbukti dari berbagai contoh kisah sukses yang kita bisa pelajari dari berbagai belahan dunia. Entrepreneur-entrepreneur sukses umumnya adalah mereka yang mau terus belajar, baik secara formal dan informal. Mereka tak mau hanya berdiam diri dan merasa nyaman dengan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan yang sudah dikuasai. Mereka terus memperbarui diri dengan belajar di sekelilingnya.
 
Tak terkecuali Anton Sudibyo. Pengusaha berpenampilan sangar ini tergolong masih muda tetapi kiprahnya sebagai salah satu sosok penggerak perekonomian di Blora tak diragukan lagi. Pria tamatan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang ini terlahir di Blora dan berhasil menjadi seorang sarjana meski tidak dengan jalan yang mulus. Ia mengaku telah Mandiri dengan membiayai pengeluaran semasa kuliah dengan penghasilannya sendiri dari berjualan koran dari satu bus kota ke bus kota lain di Semarang, Jateng.
 
Jiwa entrepreneurnya semakin terasah dengan membaca berbagai buku. “Novel, dan buku-buku tulisan intelektual Islam merupaka jenis-jenis buku yang saya gemari,” ujarnya. Ia menambahkan hidup manusia tanpa kehadiran buku akan menjadi hampa. “Buku sudah menjadi bagian rutinitas sejak menjadi mahasiswa,” tukasnya.
 
Bakat kepemimpinan yang diperlukan untuk menjadi entrepreneur juga sudah ia tunjukkan semasa menjadi pelajar. Anton tercatat pernah menjabat sebagai ketuan Departemen Dakwah Gerakan Pemuda Ansor Boyolali. Pengalaman berorganisasi Anton juga tak bisa dianggap remeh. Ia berhasil memimpin Krdais IAIN Walisongo Semarang sebagai Ketua, PAC Ansor Cabang Japah Blora sebagai Ketua, dan APTRI Blora sebagai Sekretaris Jenderal.
 
Kini ia memang tak lagi seorang aktivis layaknya saat masih menjadi mahasiswa. Anton tertarik untuk mempelajari penanaman tebu di daerah kelahirannya, Blora. Tak banyak orang yang menyukai bidang satu ini, terbukti lebih banyak orang muda yang mencari pekerjaan di kota besar lain di Jawa. Sebelumya ia pernah menjalani pekerjaan di bidang ekspor impor, menjual koran sebagai loper, dan bahkan menjadi anggota dewan perwakilan.
 
Ia menganggap wirausaha adalah jalan menuju kemakmuran yang konkret, berbeda dari politik atau menjadi karyawan bagi orang lain.
Tahun 2008, ia baru mengenal sedikit seluk beluk tebu sebagai sumber penghasilan yang lebih mantap. “Awalnya saya menanam tebu hanya 2 hektar. Banyak yang mencibir karena hasilnya tak seberapa. Kemudian saya bertekad bulat dengan menjual 5 ekor sapi yang saya miliki sebagai modal awal dan mengandalkan pula bantuan dana pemerintah kabupaten dengan jumlah Rp 67 juta,” kenangnya.
 
Anton dengan tekun berusaha menjalani proses yang rumit dalam penanaman tebu, dari pembenihan hingga panen. Tak tanggung-tanggung, ia berani merogoh kocek pribadi sebanyak  Rp 30.000 per hari untuk belajar secara langsung pada petani tebu senior dari kabupaten Pati, Rembang, dan sebagainya.
 
Ia ingin langsung mempelajari the best practice, sebuah langkah yang juga disarankan oleh Ir. Ciputra dalam belajar entrepreneurship. Dengan belajar dari yang sudah berpengalaman, learning curve akan lebih pendek dan peluang sukses lebih terbuka lebar dari mereka yang belajar otodidak.
 
“Panen pertama dari 2 hektar hanya menghasilkan Rp 25 juta dengan kuantitas tebu 197 ton,” terangnya tentang hasil panen pertamanya.
 
Namun, tentu saja perjalanannya menjadi entrepreneur tebu pemilik lahan 23 hektar seperti sekarang tak semulus bayangan orang. Ada saat yang suram yang harus Anton lalui.
 
“Saya pernah menderita kerugian ratusan juta. Untungnya ada pak Selamet dari Rembang yang membimbing dan mengarahkan dengan permodalan untuk penanaman tebu untuk 10 hektar. Tahun 2009 ia juga berhasil menyabet pinjaman dari perusahaan pabrik gula.
Anton kembali bangkit dari keterpurukan dengan kerja keras dan doa. Saat merintis usaha tebunya ini ia mengaku banyak mengandalkan tenaga sendiri daripada merekrut pekerja.
 
“Setelah panen kedua, ketiga dan seterusnya, saya bisa bergabung dengan Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia sebagai Sekretaris Jenderal,” kata ayah tiga anak ini.
 

Kini Anton patut berbangga hati karena berhasil menjadi juragan tebu dan menguasai 23 hektar lahan. Sebaran lahan pun mencakup 3 kecamatan di Blora, yakni Japah, Ngawen dan Todanan.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2077-anton-sudibyo-berdikari-berkat-tebu-.html

Ivan Christianto: Angkat Barang Bekas Jadi Bergengsi


Sudah banyak kita dengar manfaat bisnis yang diperoleh dari bahan-bahan tak terpakai dari proses industri yang kita temui di sekitar kita. Namun apa yang dilakukan Ivan Christianto ini agak berbeda. Berbekal daya kreasinya yang tinggi, Ivan mampu mengubah material yang tak lagi bernilai ekonomis menjadi sebuah hasil karya seni yang fungsional dan memiliki prestise bagi yang memajang dan memilikinya.

Ivan adalah seorang desainer belia dengan karya-karya yang sudah dipajang di sejumlah kafe dan kantor-kantor di kawasan Bintaro, Kemang dan Pantai Indah Kapuk. Semua kawasan ini, jika Anda sudah tahu, adalah beberapa sudut ibukota yang memiliki gengsi bagi yang mengunjunginya.

Ivan memiliki ketrampilan dan naluri seni yang tajam berkat lingkungan yang sejak dini memperkenalkannya pada dunia kreativitas. Sang ayah adalah pemilik sebuah bengkel, di mana material-material bekas adalah sesuatu yang bisa ditemukan di mana saja.

Alumni UPH (Universitas Pelita Harapan) ini yakin dengan idealismenya yang ia junjung tinggi hingga sekarang: menciptakan sesuatu menggunakan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Furnitur yang ia buat dipastikan sebagian besar (90-95%) berasal dari material bekas industri.

Awal perjalanannya ini ialah di akhir masa studinya di UPH di tahun 2009. “ Saya dengan teman-teman ITB ikut serta dalam acara pameran barang bekas,” papar Ivan menjelaskan bagaimana ia menekuni dunia ini lebih serius.

Selepas pameran tersebut, Ivan terdorong untuk lebih jauh lagi menjelajahi potensi material bekas yang ia temui di sekelilingnya. Apa yang dilakukan Ivan memang belum sepenuhnya dipahami banyak orang tetapi ia yakin dengan idealisme tersebut.

Meskipun sebenarnya memenuhi konsep green design, Ivan masih belum merasa bahwa karyanya bisa digolongkan kategori tersebut. “Saya hanya bekerja sesuai dengan keinginan saja,” ujarnya lebih lanjut.

Salah satu proyeknya di daerah Kemang adalah kafe “Never Been Better”. Di sana ia mengerjakan dengan 2 desainer lainnya. Konsep kafe ini unik padahal semula, Ivan mengaku, konsepnya asal-asalan. “Tapi jadinya malah menarik,” tambahnya.

Ivan menuturkan apa yang ia lakukan lebih tepat disebut sebagai sebuah implementasi konsep ‘reuse’ (penggunaan kembali). Ini karena dalam proses bekerja , ia menggunakan energi yang minimal, lebih sedikit daripada saat sebuah proses pendaurulangan (recycle) dilakukan.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2075-ivan-christianto-angkat-barang-bekas-jadi-bergengsi-.html

Kisah Arman Assadi: Keluar Google, Jadi Solopreneur



Pada bulan Juli 2012, Arman Assadi membuat sebuah keputusan fenomenal. Ia meninggalkan perusahaan raksasa Google untuk mendirikan bisnis sendiri , dan tidak pernah tergoda untuk kembali ke zona nyaman tersebut.
 
Bagaimana bisa? Apalagi seperti kita banyak ketahui, Google adalah tempat bekerja idaman banyak orang. Gaji yang tinggi, makanan terjamin sepanjang waktu, dan berbagai hal lainnya yang menunjukkan jaminan kesejahteraan yang menggiurkan banyak orang di luar sana. Orang-orang bertanya mengapa Arman mengambil langkah yang demikian ceroboh untuk masa depannya.
 
“Seperti banyak orang, saya selalu merasa terpancing untuk menjadi entrepreneur selama hampir 10 tahun sampai sekarang dan juga selalu tergerak melakukan lompatan besar untuk menjadi solopreneur dan mendesain gaya hidup saya sendiri,”tulisnya dalam sebuah artikel blog di laman under30ceo.com.
 
Dalam waktu 3 bulan sejak meninggalkan Google, ia mengaku menimba banyak pengalaman  daripada saat 3 tahun bekerja di perusahaan tersebut. Semua kecemasan, ketakutan, pertanyaan dan keraguannya selama ini tentang sukarnya memulai karir sebagai entrepreneur terhapus sudah.
 
Aspek paling menantang dalam transisi pegawai menjadi entrepreneur ialah keputusan itu sendiri. Seperti banyak orang, ia memulai dengan menyusun angan-angan menjadi entrepreneur melalui banyak bahan bacaan.
 
Satu hal yang ia akhirnya pelajari setelah memberanikan diri menjadi entrepreneur ialah ternyata ia sudah memiliki semua hal yang ia butuhkan untuk menjadi entrepreneur dan menjadi sukses. Dengan seiring berlalunya waktu, keputusan yang ditunda makin sukar untuk dilaksanakan. Menunda hanya memperbesar kendala, katanya.
 
Hal terbaik yang kita bisa lakukan ialah dengan memulai sekarang. Jika situasi kurang memungkinkan, Arman mengatakan, kita tak usah segan memulainya sebagai bisnis sampingan dan kemudian setelah kokoh, kita bisa menjadi entrepreneur penuh waktu.
 
Model bisnis Arman dibangun di atas gagasan bisnis mikro yang berbeda-beda. Ia bekerja sedemikian rupa untuk mengalihkan perhatian dan sumber daya dari satu bidang ke bidang lainnya saat diperlukan. Kunci utamanya ialah komitmen terhadap ide bisnis yang akan dibangun. “Inilah yang menurut saya disebut sebagai solopreneurship, berbisnis sendiri dan menghasilkan laba dari berbagai sumber tanpa adanya investor dan pegawai penuh waktu yang bertugas membantu,” terangnya.
 
Definisi tradisional entrepreneurship kurang dapat diaplikasikan di sini. Temukan persilangan antara passion dan bidang yang Anda sukai dan kuasai. Kemudian dapatkan cara untuk menbangun bisnis berdasarkan ceruk yang sudah Anda tentukan tersebut. Putuskan dan kemudian berikan komitmen penuh!

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2074-kisah-arman-assadi-keluar-google-jadi-solopreneur-.html

10 Bisnis Menjanjikan yang Dapat Dirintis Berbekal Smartphone




 
Banyak orang membutuhkan pekerjaan sekarang. Sayangnya, lapangan pekerjaan yang tersedia sangat tidak sebanding dengan jumlah orang yang membutuhkannya. Jika Anda dalam kondisi yang sama, Anda tak perlu jauh-jauh mencari pekerjaan. Anda bisa menciptakan lapangan kerja, setidaknya bagi diri Anda sendiri dengan berbekal sebuah smartphone di tangan. Bagaimana caranya? Simak paparan beberapa alternatif lowongan kerja berikut ini.
 
Operator layanan yang personal
Dalam layanan konsumen, orang diperbolehkan untuk menanyakan berbagai pertanyaan seputar produk atau jasa. Para konsumen membutuhkan saran dan nasihat mengenai begitu banyak hal. Anda hanya harus melakukan sedikit riset, yang bahkan bisa dilakukan via online dan gratis. Misalnya, layanan survei gratis oleh SurveyMonkey.com, FreeOnlineSurveys.com, dan sebagainya.
 
Dukungan dan layanan teknologi
Jika Anda memiliki sejumlah ketrampilan dan banyak orang menelpon Anda saat mereka harus memperbaiki sesuatu, Anda harus membuatnya menjadi sebuah institusi resmi dan membuka layanan.
 
Pembantu virtual pribadi
Dengan pengembangan kehidupan terbaru, banyak orang makin sibuk dari waktu ke waktu. Dengan keterbatasan yang dialami sebagian orang, Anda bisa menawarkan bantuan. Pekerjaan yang diminta dapat berbentuk apapun.
 
Terapis dan pembimbing
Jika Anda memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lumayan, dan ingin berbagi dengan orang lain, pertimbangkan untuk memberikan layanan sebagai seorang pembimbing atau terapis melalui telepon dan terima pembayaran jasa Anda melalui kartu kredit.
 
Penyalur lelang
Lelang adalah kegiatan yang menarik dan banyak orang berminat untuk memanfaatkan peluang di sini. Anda dapat mempertimbangkan peluang menjadi dealer lelang dan melelang di eBay untuk efek marketing yang lebih baik.
 
Pembeli misterius
Banyak orang berpikir bahwa profesi ini tidak sah di  mata hukum. Namun, Anda dapat membuatnya sah dengan melakukannya sesuai hukum yang ada. Daftarkan diri pada sebuah perusahaan. Dan mereka akan secara formal memanggil Anda sebagai auditor.
 
Videografer profesional
Smartphone sekarang  memiliki kemampuan dan fitur yang canggih untuk membuat video berkualitas. Unggah ke YouTube dan jangan lupa rekamlah objek yang menarik. Anda akan mendapatkan tawaran yang lebih baik.
 
Penulis telepon
Smartphone ditenagai dengan aplikasi menulis sekarang. Jika Anda suka menulis, Anda bisa menulis novel dan menerbitkannya.
 
Melancong atau panduan tur
Jika Anda banyak tahu tentang kota Anda, saatnya memanfaatkan pengetahuan itu sebagai peluang untuk mengantarkan para wisatawan. Apalagi jika Anda fasih berbahasa asing atau cukup supel dan cekatan.
 
Layanan sewa mobil

Ini bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan jika Anda memiliki mobil atau kendaraan yang bisa dioperasikan. Orang akan lebih memilih mereka yang ramah dan bersahabat daripada sopir taksi yang biasanya mudah marah saat, misalnya, pindah rumah.

12 Cara Pantau Perkembangan Pesaing Bisnis




Rasa penasaran terhadap strategi dan gerak langkah yang ditempuh oleh para pesaing bisnis Anda bukanlah insting yang tidak wajar. Namun, hukum mencegah Anda untuk memata-matai pesaing Anda hanya karena Anda menghendaki informasi lebih banyak mengenai perusahaan mereka. Namun, Anda dapat melakukan beberapa hal yang legal di mata hukum untuk menggali lebih banyak informasi mengenai rencana dan langkah mereka.
1. Surat kabar lokal
Bacalah surat kabar lokal yang memuat berita yang memuat informasi atau pembaruan mengenai pesaing Anda. Ini cara termudah. Namun, Anda hanya akan mengetahui rencana yang akan segera dilaksanakan jadi jangan terlalu cepat berpuas diri.
2. Gali lebih banyak dari vendor
Gunakan percakapan yang santai saat ingin bercakap-cakap untuk menggali informasi. Anda dapat menyelidiki dan mendapatkan informasi dari  vendor Anda mengenai rencana yang dimiliki perusahaan lain.
3. Kunjungi pameran
Jika ada pameran, kirimkanlah sejumlah orang untuk menghadirinya untuk emngunjungi dan mengamati booth mereka. Biasanya para pegawai yang bertugas akan menceritakan rencana dan informasi ke depan untuk menarik para pelanggan.
4. Penyelidikan dengan tur pabrik
Jika mereka memiliki pabrik dan menawarkan tur ke dalam bagi pengunjung, janga sia-siakan kesempatan itu. Kunjungi pabrik mereka dan kumpulkan sebanyak mungkin informasi dari orang yang Anda kirimkan.
5. Mengirim pembeli rahasia
Pembeli rahasia akan bertindak layaknya agen rahasia. Beli produk mereka dan temukan kualitas dan informasi yang dibutuhkan. Mereka akan memberikan informasi dan penjelasan kepada konsumen.
6. Penelitian ke situ web mereka
Baca semua isi situs web mereka. Sebagian perusahaan sering menyebarluaskan petunjuk mengenai rencana dan visi mereka ke depan, dan ini dapat menjadi alat penunjuk mengenai arah gerakan mereka selanjutnya.
 
7. Cermati lowongan kerja mereka
Iklan lowongan pekerjaan yang dipublikasikan pesaing juga berperan dalam menunjukkan arah perkembangan perusahaan mereka. Bisa jadi itu adalah satu potong dari gambar besar yang memuat strategi mereka.
8. Audiens jejaring sosial
Banyak orang mendapatkan informasi detil dari audiens situs web pesaing Anda. Cobalah menemukan orang-orang itu dan dapatkan informasi menyeluruh yang Anda butuhkan.
9. Penyelidikan melalui Quora
Jika Anda belum menjadi pengguna Quora, tampaknya kini Anda harus mencobanya. Quora memuat data yang lumayan lengkap. Mereka juga memiliki sejumlah file-file yang mereka akan berikan pada investor. Ini akan memberikan informasi mengenai langkah dan rencana mereka. Pertajam pengamatan Anda.
10. Periksa Slideshare
Mereka mungkin lupa untuk menghapus Slideshare mereka.di stus Slideshare, kita biasanya akan menemukan data lengkap mengenai proyeksi, kalkulasi dan data penting lainnya. Ini harus dimanfaatkan.
11. Kunjungi LinkedIn
Amati laman LinkedIn. Di sini, mereka akan mempublikasikan kabar terbaru perusahaan, video pendek, informasi pra peluncuran produk, dan banyak data spesifik lainnya. Amati gerakan mereka dan gunakan informasi yang Anda miliki untuk menyusun strategi bisnis yang lebih baik.
12. Riset mengenai dokumen publik

Perusahaan-perusahaan biasanya memiliki dokumen-dokumen yang bisa diumumkan ke publik untuk sejumlah tujuan. Anda bisa mengakses dokumen ini.

CIPUTRA: Tularkan Entrepreneurship ke Mahasiswa Indonesia


Siang tadi sekitar pukul 10. 15 saya menghadiri undangan Bank Mandiri yang mengadakan sebuah kuliah umum, dengan saya sebagai salah satu ‘dosen’ yang diberi kesempatan untuk berbagi.  Ini merupakan sebuah undangan yang saya selalu nantikan. Saya mungkin tidak selalu mempunyai waktu untuk acara-acara lain seperti menghadiri undangan-undangan pesta, tetapi untuk undangan dengan tema entrepreneurship yang bertujuan menyebarkan semangat entrepreneurship ke banyak orang saya selalu luangkan waktu.

Dalam kesempatan tersebut saya hadir dan satu podium bersama dengan Executive Vice President dari Bank Mandiri, saudara Haryanto T. Budiman, Ph. D. Bank Mandiri adalah bank pemerintah di Indonesia yang juga tak segan berpartisipasi mengembangkan entrepreneurship. Dan saya sangat berterimakasih untuk itu karena dengan begitu cita-cita memakmurkan bangsa melalui entrepreneurship tidak melulu impian di siang bolong.

Yang hebat dalam acara kuliah umum via video conference ini adalah kemampuan kami yang sedang berada di Gedung Mendiknas untuk menjangkau sejumlah audiens yang umumnya para dosen dan mahasiswa di wilayah-wilayah Indonesia. Di antaranya yaitu ITS 10 November Surabaya, Universitas Trunojoyo, Universitas Pakuan, Djuanda di Bogor, Universitas Esa Unggul, STIE YKPN Jogjakarta, dan sebagainya. Begitu banyak yang bisa menyimak dan bertanya jawab sehingga saya merasa sangat antusias. Saya ingin semua anak muda kita di Indonesia merasakan antusiasme yang sama dengan yang saya rasakan!

Saya paparkan konsep BLUE yang saya baru temukan beberapa waktu lalu saat saya sedang berpikir dalam sebuah sesi mengajar entrepreneurship. Inilah mengapa saya suka dengan mengajar, menyebarkan entrepreneurship ke sebanyak mungkin orang. Karena dengan begitu, ide-ide cemerlang hampir selalu muncul setelah saya mengajarkan apa yang saya ketahui dan berbagi dengan mereka yang lebih muda. Inilah keajaiban berbagi. Anda tak akan kehabisan, bahkan selalu berkelimpahan meski terus menerus memberi.

Konsep BLUE ini yang diilhami dari blue ocean strategy ini, jika Anda belum mengetahui, adalah sebuah konsep yang bermakna luas:
B : Baru!
L : Lain!
U : Unik!
E: Eksklusif!

Saya simpulkan setelah beberapa lama bahwa 4 prinsip tersebut harus dimiliki sebuah perusahaan, baik baru seumur jagung atau sudah malang melintang di dunia bisnis, jika ia ingin terus maju dan berkembang.

Sebuah pertanyaan terlontar: “Mengapa entrepreneurship selalu identik dengan dunia bisnis, Pak Ci?” Saya jawab bahwa asumsi itu kurang benar. Entrepreneurship sebenarnya bisa diterapkan secara luas dalam aspek-aspek kehidupan kita. Saya dan Antonius Tanan mengemukakan dalam buku Quantum Leap 1 dan 2 bahwa mental entrepreneurship perlu dimiliki tidak hanya oleh kalangan bisnis (business), tetapi juga oleh kalangan birokrasinya (government), kelompok akademisinya (academician), dan di masyarakat luasnya (social). Teori ini dinamakan GABS.

Pertama-tama saya berusaha membakar semangat anak-anak muda di depan saya dengan mengemukakan bahwa bakat entrepreneurship itu bukan didapat secara genetik. Jadi jika Anda masih berpikir bahwa seseorang tidak bisa menjadi entrepreneur hanya karena orang tuanya bukan entrepreneur sukses, itu perlu diperbaiki. Bagi saya, seseorang siapapun dia bisa menjadi entrepreneur sukses bila memiliki ‘bakat’ dalam wujud 3 poin berikut ini: keinginan yang meluap-luap untuk berwirausaha, semangat yang tak kunjung padam, dan kepercayaan diri yang membuatnya tidak mudah terpuruk.


Beberapa pertanyaan menarik terlontar saat saya memberikan kesempatan bagi para mahasiswa cerdas tadi untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di benak mereka tentang entrepreneurship.

Seorang mahasiswa dari Universitas Negeri Medan mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana caranya mengimplementasikan kurikulum entrepreneurship di kampusnya. Dijawab oleh Antonius Tanan sebagai Presiden Universitas Ciputra Surabaya bahwa terdapat 3 tahapan dalam ber-entrepreneurship. Ada yang hanya “to know” (mengetahui), ada yang “to do” (berbisnis), dan ada yang sudah “to be” (mengalami). Di Universitas Ciputra, mahasiswa tak hanya diperkenalkan kepada entrepreneurship secara teoretis saja tetapi didorong untuk melakukan dan mengalaminya secara langsung. Mereka dilatih untuk merasa malu. Malu karena apa? Bukan karena tidak memiliki BlackBerry atau tidak memiliki mobil pribadi, tetapi mereka dilatih untuk malu jika belum memiliki usaha sendiri selama belajar di sana. Saya juga persilakan mahasiswa UCEC untuk meninggalkan kampus jika ia sudah bisa berdikari dengan bisnisnya. Namun, saat saya pernah menanyakan hal itu pada mereka, mereka menajawab tidak akan meninggalkan UCEC sebelum lulus meski sudah berbisnis sendiri karena mereka ingin terus belajar. Entrepreneur, jika ingin terus berjaya, memang tidak akan pernah meninggalkan gairah untuk belajar. Saat ia berhenti belajar, saat itulah ia juga berhenti menjadi entrepreneur karena entrepreneur perlu belajar terus agar bisa hasilkan inovasi-inovasi cemerlang. Khusus di hari Rabu, mahasiswa UCEC selalu berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil untuk belajar entrepreneurship.

Tentang bagaimana menerapkan kurikulum entrepreneurship dalam kampus, saya berikan contoh dalam Universitas Ciputra. Para pengajarnya harus mengetahui seluk beluk entrepreneurship. Dan itu saja belum cukup! Akan lebih lengkap lagi jika mahasiswa juga bisa menimba ilmu tidak hanya dari dosen-dosennya (akademisi) tetapi juga figur-figur yang berpengalaman dan menonjol dalam pemerintahan, bisnis dan kemasyarakatan. Dengan begitu mahasiswa bisa menyerap teori dan aplikasi entrepreneurship dari berbagai sudut di kehidupan nyata.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2070-ciputra-tularkan-entrepreneurship-ke-mahasiswa-indonesia-.html

CIPUTRA: Doa Sebagai Pondasi Impian Entrepreneur

Di malam hari yang gelap, manusia sesuai ritme alam diharapkan untuk berhenti bekerja. Tapi tidak demikian dengan saya. Malam hari selain dimanfaatkan untuk beristirahat juga bisa digunakan untuk membangun impian. Mungkin Anda bertanya bagaimana bisa membangun impian di malam hari saat kita sudah begitu lelah dengan pekerjaan di pagi dan siang hari hingga sorenya.

Yang berbeda di malam hari yaitu bagaimana kita membangun impian kita secara spiritual, secara batin, bukan secara fisik atau kasat mata.Kita bisa membangun impian ini dengan mengucapkan doa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sering saya masih terjaga di malam hari hingga pukul 11 malam sementara tubuh sudah lelah bekerja di siang harinya. Di saat-saat sunyi nan khidmat seperti inilah saya bisa mengucapkan doa dengan lebih khusyuk. Saya bersyukur dengan seluruh karunia yang diberikan-Nya dari awal kehidupan saya hingga saat ini berusia lanjut.

Manusia mungkin lebih sering lupa untuk berdoa saat ia berada di puncak keberhasilan. Ia lebih sering ingat Tuhan saat kehidupannya terisi kesedihan, tragedi, dan semacamnya. Tapi dengan semakin bertambahnya usia, kita makin menyadari bahwa doa yang tak pernah putus sepanjang usia itu seperti pondasi bagi bangunan impian kita dengan kerja keras kita sebagai semen dan batubatanya. Pondasi doa memang tidak nampak tetapi pengaruhnya pada keberhasilan kita sungguh tak terhingga.

Berdoa sepanjang hari terutama sebelum tidur dan selepas bangun pagi saya jadikan sebagai bagian rutinitas wajib. Kebiasaan ini saya sebarkan pada anggota-anggota keluarga saya, seperti anak-anak, cucu-cucu, dan sebagainya.

Satu hal yang saya yakini tentang doa adalah saat kita melakukan sebuah tindakan yang dilandasi dengan berkat dari Tuhan, bisa dipastikan hasilnya tidak hanya akan menguntungkan diri kita pribadi tetapi juga berguna bagi masyarakat luas.  

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2069-ciputra-doa-sebagai-pondasi-impian-entrepreneur-.html

CIPUTRA: Bagaimana Korupsi Bisa Ditekan dengan Entrepreneurship




Saya ingat dalam kuliah umum entrepreneurship yang saya lakukan beberapa waktu lalu dengan para mahasiswa di beberapa kota di nusantara via teleconference. Seorang mahasiswa dalam sesi tanya jawab menanyakan sebuah pertanyaan yang unik kepada saya siang itu: “Bagaimana tanggapan Pak Ci tentang seorang pengusaha yang korupsi?”

Saya memahami bahwa semua orang berhak untuk menjadi makmur secara material. Siapapun dia memiliki hak untuk menjadi kaya raya, asal ia mau berusaha. Saya ibaratkan keinginan untuk menjadi kaya dan makmur itu sebagai aliran air. Kita tidak bisa membendungnya begitu saja. Apa yang bisa dilakukan hanyalah menyalurkannya ke tempat yang tepat. Yang sering menjadi masalah adalah bagaimana kita bisa menyalurkan air tersebut ke tempat yang dibutuhkan, tidak menggenang di tempat-tempat yang seharusnya kering.

Akan tetapi kini kita banyak jumpai kasus korupsi. Dan ini, menurut saya, terjadi karena seseorang sangat ingin untuk menjadi kaya raya. Sayangnya, ia tidak tahu cara yang baik untuk menjadi kaya. Siapapun tidak bisa menghentikan hasrat seseorang untuk menjadi kaya.

Di sini lah peran entrepreneurship. Entrepreneurship menjadi sebuah saluran yang tepat bagi mereka yang sangat ingin menjadi kaya dengan jalan yang legal, benar. Bukan dengan melakukan tindak korupsi yang merugikan masyarakat banyak dan mencoreng harkat dan martabat.

Lalu kenapa umumnya negara maju memiliki tingkat korupsi yang lebih rendah daripada negera-negara berkembang? Karena di negara-negara maju, lebih banyak warganya yang tahu dan mempraktikkan entrepreneurship sehingga mereka tahu bagaimana caranya yang tepat untuk menjadi kaya. Dengan demikian, saat sebuah negara penduduknya makin banyak yang terjun dalam entrepreneurship, peluang untuk memakmurkan diri dengan cara yang benar dan menjauhi tindak korupsi akan lebih tinggi. Karena pada dasarnya menurut saya, para pelaku tindakan korupsi itu ingin kaya tetapi tidak memahami caranya untuk kaya dengan benar.  

CIPUTRA: Liburan Produktif bagi Entrepreneur




Mengambil jeda sejenak adalah sebuah kenikmatan. Begitulah jika Anda seorang entrepreneur. Seorang entrepreneur bukan merupakan pekerjaan tetapi sudah menjadi bagian dari jati diri seseorang. Begitulah setidaknya apa yang saya rasakan selama ini. Ini bukan hanya sebuah status pekerjaan yang tertera di kartu identitas penduduk tetapi lebih menjadi sebuah gaya hidup, jalan hidup, dan bagian dari diri saya selama ini.

Jika Anda menganggap entrepreneur adalah pekerjaan, jangan merasa aneh jika Anda berpikir tugas-tugas, pertemuan, pitching , dan semua aktivitas entrepreneurial sebagai beban belaka. Bagi saya, saya adalah entrepreneur 24 jam sehari 7 hari seminggu. Dan meskipun saya berlibur, toh saya tak akan mengeluh saat harus menerima faks tentang sebuah proyek, menerima panggilan telepon dari seorang direktur atau manajer tentang masalah yang harus diatasi dalam proyek tertentu.  Mungkin agak berlebihan bagi sebagian orang, tetapi itulah saya dan entrepreneurship: tak terpisahkan stau sama lain.

Entrepreneurship ialah sebuah bayangan yang selalu dekat dengan seorang entrepreneur sejati. Kata Richard Branson, “Entrepreneurship is a close second”. Saat Anda menjadi seorang entrepreneur, bersiaplah untuk ‘dibayang-bayangi’ dengan setiap tugas Anda sebagai seorang entrepreneur. Tentu saja awalnya penuh adaptasi. Mungkin pada fase awal seseorang mengeluh tentang beratnya hal itu, tetapi saat ia menyadari betapa itu sesungguhnya membuat kita terus produktif dan berkarya saat orang lain duduk santai, itu akan membuat kita tetap dan makin bersemangat.

Menjalankan sebuah bisnis selalu diikuti dengan banyaknya tanggung jawab dan tak ada satu hal pun yang bisa memisahkan Anda dari kewajiban-kewajiban sebagai seorang pemilik bisnis. Ini bahkan terjadi meskipun seorang entrepreneur memiliki sistem pendukung yang sudah begitu solid. Dalam liburan, mungkin Anda bisa temui beberapa orang yang membawa laptop atau mengetik dengan cepat di telepon selulernya. Kemungkinan besar orang-orang seperti itulah entrepreneur yang masih merasa bisa berlibur tanpa meninggalkan apa yang mereka cintai: bisnis mereka.

Namun begitu, bahkan jika Anda tidak pernah meninggalkan rumah, liburan tetaplah penting. Tak hanya untuk sekadar melepas penat atau tegang di pikiran dan jiwa tetapi karena sering liburan ini juga bisa berupa saat-saat kita bisa berkumpul dan bertukar pikiran menghasilkan ide-ide baru nan kreatif dan inovatif. Liburan bagi seorang entrepreneur bukan hanya untuk bersenang-senang, menghabiskan waktu, tetapi agar ia bisa lebih produktif dalam berkarya sekembalinya dari liburan nanti.

Dan dalam menyambut libur akhir tahun yang tinggal beberapa saat lagi, saya ucapkan selamat berlibur agar bisa kembali berkarya dengan badan, pikiran dan jiwa yang lebih jernih. 

CIPUTRA: Libatkan Entrepreneur Sukses Sebagai Pengajar di Kampus




Saat itu saya begitu antusias menjelaskan mengapa para kader-kader koperasi perlu untuk juga membidani lahirnya entrepreneur-entrepreneur baru di tanah air. Saya himbau mereka untuk bersedia menjadi pembimbing, guru bagi anak-anak dan generasi muda di sekitar mereka untuk berentrepreneur.

Saya juga jelaskan bagaimana Universitas Ciputra menanamkan semangat entrepreneurship itu sejak dari hari pertama para mahasiswa baru memasuki lingkungan kampus. ‘Perpeloncoan’ bukanlah hal yang penuh intimidasi dan tugas-tugas yang mustahil dan konyol apalagi kekerasan fisik, verbal atau mental, tetapi lebih mendidik dan bermakna, yaitu menyuruh para mahasiswa baru terjun berjualan ke pasar-pasar dan tempat-tempat keramaian.  Selain itu setiap Rabu, mereka juga dibagi menjadi kelas-kelas kecil yang beranggotakan mahasiswa dari lintas jurusan. Mereka dilatih untuk berpandangan luas, tidak sempit terbatas dalam disiplin ilmu atau jurusan yang ditekuni saja.

Seketika saya berhenti berbicara. Sebabnya karena para peserta yang hadir tampak terpecah konsentrasinya dengan banyak lalu lalang para pelayan yang menghidangkan makanan. Saya tak mau melanjutkan uraian saya, sementara para peserta Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Koperasi dan UMKM tidak bisa berkonsentrasi penuh pada hal-hal penting yang saya sampaikan. Akhirnya keadaan menjadi lebih tenang dan saya lanjutkan apa yang saya hendak sampaikan.

Di negara maju, entrepreneurship diajarkan di bangku kuliah dan terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yang memakan waktu dua tahun mewajibkan mahasiswa untuk mempelajari entrepreneurship dalam tataran teori. Kemudian 2 tahun berikutnya, teori-teori yang sudah mereka pelajari itu diterapkan dalam pelaksanaan di kehidupan nyata.

Mengapa kami mulai dari hari pertama? Kami yakin bahwa bangsa kita belum bangsa entrepreneur. Masih das sain, belum das solis. Di Universitas Ciputra saya jelaskan bahwa komposisi pengajarnya juga tidak sepenuhnya kalangan akademisi. Setengah dari jumlah pengajar UC berlatar belakang akademis. Setengahnya lagi berlatar belakang entrepreneur! Inilah yang saya yakin membedakan Universitas Ciputra dari kampus-kampus lainnya. Sementara universitas lainnya menolak pengajar yang tak memiliki kualifikasi akademik mumpuni meskipun mereka sudah sukses sebagai entrepreneur atau berpengalaman dalam bidang apapun terutama yang berhubungan dengan bisnis.

Hal ini mengingatkan saya pada pertemuan konferensi internasional Unesco yang saya hadiri sehari sebelumnya di Hotel Sultan. Mr. Kim, sang moderator dari Korsel yang memandu diskusi saat itu, mengatakan bahwa 2 chaebol atau konglomerat di Korsel mampu sukses meski tak menggenggam titel sarjana. Jadi saya pikir, orang-orang seperti inilah, entrepreneur-entrepreneur super sukses tanpa gelar akademis, yang justru harus diundang mengajar generasi muda kita! 

Selengkapnya: 

CIPUTRA: Koperasi, Ayo Terapkan Entrepreneurship


Pagi ini saya menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atas undangan Menteri Koperasi dan UKM kita, Syarifudin Hasan. Seperti yang Anda semua sudah ketahui bersama, Menkop UKM adalah salah satu penerima Ciputra Award yang baru saja kami adakan beberapa waktu yang lalu. Syarifudin Hasan kami nilai sebagai birokrat yang menunjukkan komitmen paling kuat dalam mewujudkan gerakan entrepreneurship nasional yang dicanangkan 2 Februari 2011 lalu. Rapat yang saya hadiri kali ini dihadiri oleh kalangan pelaku koperasi di berbagai kota di nusantara dan bertujuan untuk membentuk lebih banyak lagi usaha koperasi, kecil dan menengah yang kreatif dan inovatif.

Saya yakin dengan sebenar-benarnya bahwa entrepreneurship bisa diintegrasikan dalam setiap nafas kehidupan bangsa ini. Dan untuk itulah, saya juga yakin para pegiat koperasi kita yang hadir saat itu bisa menjadi salah satu ujung tombak dalam menyebarkan semangat entrepreneurship.

Saya merasa sangat perlu untuk menjelaskan pada kalangan koperasi dan UKM ini bahwa tidak semua usaha kecil itu pasti termasuk entrepreneurship. Ini perlu saya tekankan karena banyak orang mengira pengusaha kecil/ mikro itu pasti entrepreneur. Padahal tidak! Jika usaha kecil itu tidak menerapkan asas inovasi dalam setiap langkahnya, menurut Peter Drucker, usaha itu tidak bisa disebut sebagai bisnis yang entrepreneurial.

Dari konferensi internasional yang saya hadiri kemarin, saya sadar bahwa badan-badan internasional seperti World Bank dan UNESCO pun sudah menaruh minat dalam upaya penumbuhan entrepreneur-entrepreneur baru di tanah air kita. Jadi kalau orang-orang asing menyadari potensi kita, mengapa kita tidak?

Saya terus merenungkan setelah kami mengadakan berbagai pelatihan di berbagai tempat di Indonesia, kami berpikir bagaimana kelanjutannya. Saya pikir para peserta sudah memahami dasar-dasar entrepreneurship dengan baik dan kini sudah saatnya mereka menuju fase encounter. Mereka harus mengalami secara langsung dan ini bisa difasilitasi dengan baik jika mereka dibimbing dalam sebuah inkubator bisnis.

Di samping itu, saya sampaikan bahwa koperasi-koperasi kita juga jangan menyepelekan entrepreneurship. Sering kita jumpai koperasi-koperasi yang merana, mati segan hidup tak mau. Hanya berkutat dengan simpan pinjam uang dan kegiatan yang itu-itu saja. Saya himbau agar pelaku koperasi kita tidak terus mengulang pola kerja yang sama dan sudah usang. Ciptakan inovasi baru agar koperasi tidak lagi dipandang sebelah mata.
Tak lupa pula saya minta para penggerak koperasi ini mau menularkan entrepreneurship kepada orang-orang di sekitar mereka. Pertanyaan yang muncul : bagaimana bisa mengajar entrepreneurship jika diri sendiri saja belum berpengalaman dalam bisnis? Nah, untuk itulah saya sarankan untuk merangkul kalangan entrepreneur yang sudah terbukti berhasil, libatkan mereka ini dalam pelatihan dan pengajaran generasi muda. Jadi anak-anak kita tidak melulu diajar teori oleh akademisi, tetapi juga bisa diajar dan menyerap penerapan dan pengalaman nyata dari para entrepreneur!

Terkait dengan goodwill pemerintah terhadap entrepreneurship, saya juga menghimbau agar 2 persen dari APBN kita disalurkan untuk berbagai upaya peningkatan kuantitas dan kualitas entrepreneur di negara ini agar secepatnya kita bisa kejar ketertinggalan dari negara-negara lain. 

Selengkapnya: 

CIPUTRA: Bagaimana Saya Merintis Kerajaan Bisnis Tanpa Modal Uang



Saya yakin banyak sekali yang ingin mengetahui bagaimana saya memulai merintis grup-grup bisnis yang saya miliki sekarang sebab saya sering pula menemui pertanyaan-pertanyaan tentang cara memulai usaha tanpa modal.

Pertama-tama, saya akan mengatakan bahwa ada 3 poin yang menjadi intisari dari usaha saya selama ini, yaitu 3E: Envision (membayangkan), Encounter (menghadapi) dan Explore (mengeksplorasi).

Saya mengagumi ide-ide Bung Karno, Alm. Ali Sadikin, dan beberapa tokoh lain yang pemikirannya amat cemerlang. Saya lantas menghadap Bang Ali dengan membawa sebuah gagasan yang menurut saya akan berhasil dan tidak akan gagal. “Bang Ali, saya ingin teruskan proyek ini,” kata saya di hadapan Ali Sadikin saat itu. Saya belum memiliki nama atau reputasi saat itu. Yang saya milik hanyalah semangat dan gagasan yang cemerlang di otak.

Dan satu lagi rahasia saya agar bisa terus memperluas bisnis lebih ekspansif adalah menawarkan sebuah rencana proyek yang sedemikian menarik dan sangat menjanjikan hingga pihak lain yang saya tawari bekerjasama tidak bisa menolaknya. Saya katakan jika proyek ini nantinya gagal, akan saya tanggung semua kerugian yang ditimbulkan. Namun jika proyek ini kelak berhasil dan membawa untung besar, hasilnya akan dibagi. Saya hanya dapat 20%, pihak lain akan dapat 80%. Ini saya ajukan saat meminjam dari bank.

Saat menghadap Ali Sadikin saya ditanya, “Apakah kamu punya uang?” Saya jawab saya tidak punya tapi saya punya cara untuk mendapatkan uang! Lalu saya ajukan penawaran seperti tadi, yang memberikan peluang bagi pihak lain untuk menanggung risiko yang lebih ringan dari saya.  Puji Tuhan, beliau saat itu menerima proposal proyek yang saya ajukan. Inilah tahapan Envision, yang menjadi awal dibangunnya Ancol sebagai taman hiburan nan lengkap bagi masyarakat Jakarta dan Indonesia.

Akhirnya hingga sekarang, tiap tahunnya kami untung ratusan miliar dan kami berbagi untung dengan pemerintah DKI Jakarta dengan membayar pajak pada pusat. Itulah yang kita sebut Encounter. Tak puas hanya di situ, kami juga terus mengembangkan kawasan Ancol agar makin menyenangkan untuk dikunjungi wisatawan. Inilah tahapan Explore.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2064-ciputra-bagaimana-saya-merintis-kerajaan-bisnis-tanpa-modal-uang-.html

Selasa, 23 Februari 2016

Membangun Tim Kelas Dunia





Kita sering membaca kisah sukses entrepreneur-entrepreneur besar dunia dan terkagum-kagum akan keberhasilan mereka. Bagaimana seorang manusia bisa mencapai prestasi setinggi itu? Mungkin begitulah pertanyaan yang sering terlontar dalam benak setelah membaca prestasi para entrepreneur.

Jawabannya sederhana. Orang-orang cemerlang dibantu oleh sekelompok orang-orang yang tak kalah cemerlang di belakangnya. Para entrepreneur besar tersebut tidak bekerja keras sendirian. Mereka membangun sebuah tim solid yang membantunya mewujudkan impian-impian besar di otak mereka. Inilah beberapa pelajaran yang bisa dipelajari dari dua entrepreneur kawakan dunia, Donald Trump dan Greg Dyke.

Donald Trump: Kau tak bisa melakukannya sendiri
Hal itulah yang dipelajari oleh hartawan Amerika, Donald Trump, selama perjalanan panjangnya menjalani profesi sebagai entrepreneur. Trump belajar banyak hal tentang entrepreneurship selama berpuluh-puluh tahun. Ia belajar tentang bagaimana mendayagunakan sumber daya yang ia miliki, baik yang berupa keuangan, infrastruktur, layanan dalam berbagai jenis, dan terutama, sejumlah bakat hebat.

Trump sadar bahwa untuk menuju kesuksesan, ia tidak bisa melakukan semua sendirian. Membangun sebuah tim kelas dunia merupakan satu-satunya cara menuju sukses. Saat mulai membangun bisnis, Trump berdiskusi dengan salah satu pengacara top New York yang berpengalaman dalam bidang real estate, George Ross. Bersama Ross, Trump mendefinisikan semua komponen pemangku kepentingan yang dibutuhkan untuk negosiasi.

Ia kemudian mendirikan sebuah perusahaan arsitektur yang dapat menyalurkan visinya ke depan. Daftar sumber daya ini sangat beragam dan semakin bertambah dari waktu ke waktu, dari tim dan manajer proyek hingga pegawai administrasi. Trump menyeleksi secara ketat siapa saja yang bisa menjadi anggota timnya. Setelah itu, ia mendelegasikan dan membiarkan bola bergulir dengan sendirinya. Namun, semua anggota tim tetap menyadari bahwa mereka harus bertanggung jawab terhadap Trump mengenai pelaksanaan gagasan. Bagi Trump, prinsip utama dalam memilih anggota tim ialah, Siapa saja yang tidak bisa mewujudkan prinsip entrepreneurship yang saya anut maka ia bukanlah bagian dari tim saya.

Greg Dyke: Rekrut orang yang memuji kelemahan Anda
Sebagai seorang veteran dalam dunia kepemimpinan dengan tingkat keahlian berkomunikasi tinggi, Dyke pernah menjabat sebagai Direktur Umum jaringan berita terbesar di dunia, BBC (British Broadcasting Corporation).

Dyke lebih konkret dalam memberikan teladan bagaimana membangun sebuah tim pemenang kelas dunia. Baginya ada 4 hal yang harus diperhatikan saat hendak membangun tim:

1. Bangun tim yang Anda percaya
Sebagian entrepreneur memiliki ide-ide besar dan brilian, tetapi mereka tidak terlalu mengerti bagaimana melaksanakannya di lapangan atau tidak punya banyak waktu untuk mengerjakannya sendiri. Jika Anda adalah tipe seperti ini, maka Dyke menyarankan untuk mempekerjakan orang-orang yang Anda percaya bakat, keahlian, dan kelebihannya akan membantu Anda mewujudkan visi bisnis yang telah ditetapkan. Kepercayaan menjadi titik tumpu dalam semua operasionalisasi tim.

2. Rekrut orang terbaik lalu biarkan mereka bekerja sendiri secara maksimal
Entrepreneur tidak perlu memantau setiap gerak-gerik anggota timnya setiap waktu. Jika Anda sudah yakin dan percaya terhadap mereka bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk Anda, Anda tidak perlu lagi bersusah payah mengendalikan hal-hal kecil.

3. Selalu rekrut orang yang memuji kelemahan Anda
Kebanyakan orang hanya bisa memuji prestasi atau kelebihan seseorang. Tidak ada yang istimewa dengan itu. Tetapi saat seseorang mampu memuji kelemahan Anda, maka bisa disimpulkan bahwa orang tersebut mampu melihat sisi terbaik dalam pribadi Anda. Anda membutuhkan orang seperti itu, yang bisa melengkapi pribadi Anda sebagai entrepeneur dan mengkompensasi kelemahan-kelemahan Anda yang bisa menghambat kemajuan bisnis.

4. Biarkan mereka masuk dan jangan biarkan keluar hanya karena keraguan
Sebagai seorang entrepreneur, jangan biarkan keraguan menguasai Anda saat anggota tim memberikan berbagai macam saran atau usulan untuk memajukan perusahaan atau mengatasi sebuah masalah. Entrepreneur adalah seorang pemimpin dengan pikiran yang stabil. Usahakan jangan membuat bingung anggota tim lainnya dengan terlalu sering membuat perubahan keputusan. Hal seperti ini hanya akan membuat mereka bingung dan bosan.

Membangun sebuah tim berkualitas memang bukan hal yang mudah, bahkan bisa membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menemukan komposisi tim yang benar-benar sesuai seperti yang diinginkan. Namun dengan ketelatenan dan kiat di atas, meraih keberhasilan dengan tim impian tidak mustahil.

Kapan Saat Meninjau Rencana Bisnis





Seperti bisnis yang selalu berubah dari waktu ke waktu, rencana pemasaran dan rencana bisnis kita seharusnya berubah pula mengikuti perkembangan jaman. Tujuan-tujuan bisnis perusahaan Anda idealnya harus direvisi secara berkala karena para pesaing juga terus bertambah unggul, peta bisnis juga terus berubah, dan jajaran produk Anda terus bertambah.

Inilah 5 momen penting yang harus Anda manfaatkan sebagai kesempatan emas untuk melakukan tinjauan ulang terhadap seluruh rencana bisnis atau business plan Anda untuk jangka waktu ke depan.

Periode keuangan baru
Apakah itu bulan baru, periode triwulan baru, atau tahun fiskal yang baru, sediakan sedikit waktu untuk mengulas kembali rencana yang sudah Anda susun untuk mengetahui apakah Anda sudah mencapainya atau belum. Bila Anda baru-baru ini mengadakan perubahan terhadap struktur bisnis Anda, pastikan untuk menambahkannya pada rencana Anda.

Perubahan kebutuhan keuangan
Mungkin Anda memutuskan tahun ini bahwa Anda hendak memperluas bisnis untuk mengakomodasi pertambahan permintaan yang masuk. Anda akan membutuhkan bantuan keuangan dari seseorang baik seorang bankir, investro, atau pemegang saham. Sekarang adalah waktu terbaik untuk memperbarui rencana pemasaran dan rencana bisnis Anda sehingga keduanya dapat secara akurat mencerminkan posisi Anda yang terkini.

Pasar yang berubah
Apabila Anda bergerak dalam sebuah industri yang sangat dinamis dan terus menerus berfluktuasi seperti minyak dan gas, Anda harus membuat perubahan lebih sering. Pastikan rencana bisnis Anda juga disesuaikan dengan perubahan yang ada.

Pertambahan jajaran produk
Bila Anda menambahkan produk, maka Ana harus buat perubahan atau terapkan teknologi baru untuk menghemat anggaran, hal ini akan mempengaruhi sedikit banyak rencana masa datang Anda.

Telah tercapainya tujuan
Mungkin rencana bisnis Anda mencantumkan tujuan pencapaian pendapatan sebesar 1 juta dolar dan Anda telah melampaui target tersebut periode lalu. Putuskan apa tujuan Anda untuk masa depan dan revisi rencana tersebut dengan berpanduan pada tujuan tersebut. 

4 Startup yang 'Kacau' tapi Sukses di Pasar





Salah satu hal terbaik yang entrepreneur dapat lakukan adalah mencari tahu bagaimana untuk mendapatkan hal-hal yang dilakukan dengan jumlah anggaran yang terbatas dan membangun dengan kesederhanaan dan meleburkannya ke dalam DNA perusahaan. Setelah bisnis berkembang dan memiliki pertumbuhan yang luar biasa, beberapa kekacauan dalam bisnis harus segera dirapikan tetapi itu masalah yang cukup berat untuk dipecahkan jika sudah telanjur membesar dan mengakar dalam.
Mari kita bicara tentang beberapa ide bisnis yang kurang rapi dan acak-acakan pada awalnya:
  1. Subleases - Jangan pernah melakukan sewa langsung kecuali ada persyaratan yang lebih fleksibel.
  2. IKEA Furniture (atau Goodwill) - Investasi cukup besar untuk memproduksi berbagai kursi ukuran besar tetapi kecuali mendapatkan meja dan furniture termurah.
  3. Trainee - Young, bakat ambisius bersemangat untuk membantu dan membuat perbedaan
  4. Crowdsourced Design - Carilah orang berbakat dari seluruh dunia untuk membuatkan Anda sebuah logo bisnis berkualitas tinggi dan desain grafis yang mewakili citra dan visi perusahaan (lihat 99designs dan crowdSPRING).

Ketidakrapian merupakan bagian penting dari startup sukses dan harus digunakan bila memungkinkan.