Mengambil
jeda sejenak adalah sebuah kenikmatan. Begitulah jika Anda seorang
entrepreneur. Seorang entrepreneur bukan merupakan pekerjaan tetapi
sudah menjadi bagian dari jati diri seseorang. Begitulah setidaknya apa
yang saya rasakan selama ini. Ini bukan hanya sebuah status pekerjaan
yang tertera di kartu identitas penduduk tetapi lebih menjadi sebuah
gaya hidup, jalan hidup, dan bagian dari diri saya selama ini.
Jika Anda menganggap entrepreneur adalah pekerjaan, jangan merasa aneh jika Anda berpikir tugas-tugas, pertemuan, pitching , dan semua aktivitas entrepreneurial sebagai beban belaka. Bagi saya, saya adalah entrepreneur 24 jam sehari 7 hari seminggu. Dan meskipun saya berlibur, toh saya tak akan mengeluh saat harus menerima faks tentang sebuah proyek, menerima panggilan telepon dari seorang direktur atau manajer tentang masalah yang harus diatasi dalam proyek tertentu. Mungkin agak berlebihan bagi sebagian orang, tetapi itulah saya dan entrepreneurship: tak terpisahkan stau sama lain.
Entrepreneurship ialah sebuah bayangan yang selalu dekat dengan seorang entrepreneur sejati. Kata Richard Branson, “Entrepreneurship is a close second”. Saat Anda menjadi seorang entrepreneur, bersiaplah untuk ‘dibayang-bayangi’ dengan setiap tugas Anda sebagai seorang entrepreneur. Tentu saja awalnya penuh adaptasi. Mungkin pada fase awal seseorang mengeluh tentang beratnya hal itu, tetapi saat ia menyadari betapa itu sesungguhnya membuat kita terus produktif dan berkarya saat orang lain duduk santai, itu akan membuat kita tetap dan makin bersemangat.
Menjalankan sebuah bisnis selalu diikuti dengan banyaknya tanggung jawab dan tak ada satu hal pun yang bisa memisahkan Anda dari kewajiban-kewajiban sebagai seorang pemilik bisnis. Ini bahkan terjadi meskipun seorang entrepreneur memiliki sistem pendukung yang sudah begitu solid. Dalam liburan, mungkin Anda bisa temui beberapa orang yang membawa laptop atau mengetik dengan cepat di telepon selulernya. Kemungkinan besar orang-orang seperti itulah entrepreneur yang masih merasa bisa berlibur tanpa meninggalkan apa yang mereka cintai: bisnis mereka.
Namun begitu, bahkan jika Anda tidak pernah meninggalkan rumah, liburan tetaplah penting. Tak hanya untuk sekadar melepas penat atau tegang di pikiran dan jiwa tetapi karena sering liburan ini juga bisa berupa saat-saat kita bisa berkumpul dan bertukar pikiran menghasilkan ide-ide baru nan kreatif dan inovatif. Liburan bagi seorang entrepreneur bukan hanya untuk bersenang-senang, menghabiskan waktu, tetapi agar ia bisa lebih produktif dalam berkarya sekembalinya dari liburan nanti.
Dan dalam menyambut libur akhir tahun yang tinggal beberapa saat lagi, saya ucapkan selamat berlibur agar bisa kembali berkarya dengan badan, pikiran dan jiwa yang lebih jernih.
Jika Anda menganggap entrepreneur adalah pekerjaan, jangan merasa aneh jika Anda berpikir tugas-tugas, pertemuan, pitching , dan semua aktivitas entrepreneurial sebagai beban belaka. Bagi saya, saya adalah entrepreneur 24 jam sehari 7 hari seminggu. Dan meskipun saya berlibur, toh saya tak akan mengeluh saat harus menerima faks tentang sebuah proyek, menerima panggilan telepon dari seorang direktur atau manajer tentang masalah yang harus diatasi dalam proyek tertentu. Mungkin agak berlebihan bagi sebagian orang, tetapi itulah saya dan entrepreneurship: tak terpisahkan stau sama lain.
Entrepreneurship ialah sebuah bayangan yang selalu dekat dengan seorang entrepreneur sejati. Kata Richard Branson, “Entrepreneurship is a close second”. Saat Anda menjadi seorang entrepreneur, bersiaplah untuk ‘dibayang-bayangi’ dengan setiap tugas Anda sebagai seorang entrepreneur. Tentu saja awalnya penuh adaptasi. Mungkin pada fase awal seseorang mengeluh tentang beratnya hal itu, tetapi saat ia menyadari betapa itu sesungguhnya membuat kita terus produktif dan berkarya saat orang lain duduk santai, itu akan membuat kita tetap dan makin bersemangat.
Menjalankan sebuah bisnis selalu diikuti dengan banyaknya tanggung jawab dan tak ada satu hal pun yang bisa memisahkan Anda dari kewajiban-kewajiban sebagai seorang pemilik bisnis. Ini bahkan terjadi meskipun seorang entrepreneur memiliki sistem pendukung yang sudah begitu solid. Dalam liburan, mungkin Anda bisa temui beberapa orang yang membawa laptop atau mengetik dengan cepat di telepon selulernya. Kemungkinan besar orang-orang seperti itulah entrepreneur yang masih merasa bisa berlibur tanpa meninggalkan apa yang mereka cintai: bisnis mereka.
Namun begitu, bahkan jika Anda tidak pernah meninggalkan rumah, liburan tetaplah penting. Tak hanya untuk sekadar melepas penat atau tegang di pikiran dan jiwa tetapi karena sering liburan ini juga bisa berupa saat-saat kita bisa berkumpul dan bertukar pikiran menghasilkan ide-ide baru nan kreatif dan inovatif. Liburan bagi seorang entrepreneur bukan hanya untuk bersenang-senang, menghabiskan waktu, tetapi agar ia bisa lebih produktif dalam berkarya sekembalinya dari liburan nanti.
Dan dalam menyambut libur akhir tahun yang tinggal beberapa saat lagi, saya ucapkan selamat berlibur agar bisa kembali berkarya dengan badan, pikiran dan jiwa yang lebih jernih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar