Hidup hanya sebagai buruh cuci tak lantas membuat Sumarmi patah semangat. Bersama suaminya yang bekerja sebagai tukang becak, wanita
asal Kayen, Pati, Jawa Tengah ini ingin mengubah nasib menjadi lebih baik.
asal Kayen, Pati, Jawa Tengah ini ingin mengubah nasib menjadi lebih baik.
Sumarmi yang kini berusia 58 tahun, menemukan ide dari tumpukan sampah plastik. Ia mencoba mengolahnya menjadi barang bernilai ekonomis dengan tangan kreatifnya.
"Dulu buruh cuci, suami tukang becak, dapat ide tiba-tiba. Awalnya saya bersihin sampah-sampah, ada plastik bekas dari saya ambil, saya kumpulkan, terus saya perbaiki, dibikin keranjang sampah, tas belanja, ekrak, bronjong, dan lain-lain," katanya di Jakarta.
Hasil produk-produknya itu diberi nama Mbarek, kerajinan limbah plastik asal Pati, Jawa Tengah.
Produknya dijual mulai dari harga Rp 6.000 hingga Rp 125.000 per buah. Dalam seminggu, ia mampu menjual sedikitnya 1.600 buah produk yang dipasarkan ke wilayah sekitar Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera.
"Produksi 1.600 buah seminggu, itu omzetnya kira-kira Rp 20 juta jadi sebulan dari jualan itu bisa kira-kira Rp 80 juta," ujarnya.
Sumarmi yang kini punya 3 anak dan 5 cucu ini sudah mempunyai tempat tinggal dari hasil kerja kerasnya. Ia juga mampu memberikan lapangan kerja bagi warga sekitar.
"Saya usaha dari nol, rumah belum ada, sekarang sudah bisa punya tempat tinggal. Saya modal nekat dan ingin memberi lapangan kerja, sekarang punya karyawan 50-an lebih," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar