Mengelola sebuah lingkungan kerja yang produktif dan teratur bukan perkara mudah. Melakukannya dengan cara yang adil dan seimbang bahkan lebih menguras tenaga. Itulah simpulan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Russell E. Johnson, asisten pengajar manajemen di Michigan State University.
Para atasan yang terutama bisa bersikap adil dan tidak memihak membuat karyawan lebih bahagia dan produktif, tetapi ada pengorbanan yang dilakukan untuk itu. Johnson menemukan bahwa upaya yang dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil dan seimbang sangat menguras tenaga atasan, secara mental dan emosional.
Kata Johnson,"Keadilan yang berlandaskan aturan dan terstruktur yang dikenal sebagai keadilan prosedural, merupakan pedang bermata dua bagi para manajer. Meskipun manfaatnya sangat besar bagi karyawan dan perusahaan, kegiatan pengelolaan bisnis yang adil dan seimbang sangat menguras tenaga manajer. Sebenarnya, kami menemukan ada dampak negatif bagi para manajer yang bisa mengimbas pada hari kerja berikutnya."
Johnson dan rekan-rekannya menemukan bahwa dalam pemantau produktivitas dan keseimbangan emosi 82 atasan selama beberapa pekan, mereka yang melaporkan adanya tekanan atau kelelahan mental dari situasi kerja yang melibatkan keadilan menjadi kurang terlibat dan kurang kooperatif di keesokan harinya.
"Pada dasarnya para manajer harus berkeliling untuk memastikan persepsi bawahan mereka tetap positif, apakah itu ancaman terhadap atmosfer kerja menjadi nyata atau cuma khayalan. Berhadapan dengan semua ketidakpastian dan ambiguitas ini sangat menguras tenaga dan pikiran manajer,"ungkap Johnson.
Johnson tidak menghendaki hasil penelitiannya ini mendorong para atasan untuk enggan bekerja keras dalam berperilaku adil. Ia mengatakan bahwa para manajer hanya harus lebih bersiap dalam menghadapi tekanan dan situasi yang melelahkan. Tidur yang cukup, keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, asupan yang sehat dan seimbang dan olahraga yang teratur bisa membantu atasan agar lebih tangguh dalam membangun sebuah lingkungan kerja yang adil dan seimbang.
Detil temuan studi Johnson dapat ditemukan di edisi terbaru Journal of Applied Psychology.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar