Rabu, 24 Februari 2016

Kranthi Vistakula, Technopreneur dari India


Kranthi Kumar Vistakula mampu berpikir cerdas dengan menciptakan penemuan yang sangat aplikatif dan bermanfaat bagi semua manusia. Dia menciptakan jaket segala musim dan cuaca.

Dia membuat jaket yang nyaman digunakan di temperatur yang ekstrem sekalipun. Bahkan, dengan jaket ini, semua orang yang memakainya dapat mengontrol cuaca yang ada di sekitarnya. Vistakula memberikan jaminan kepada orang-orang yang tinggal di temperatur ekstrem dengan jaket buatannya.

Kini mereka yang bekerja di tengah laut, pegunungan, atau pun benua Antartika pun tidak perlu takut dengan cuaca yang ekstrem. Jaket ini dinamai ClimaCon. Sebenarnya, ide membuat jaket itu berasal dari pengalaman Vistakula ketika berkuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Di saat cuaca yang dingin membuat dia harus mengenakan berlapis pakaian setiap kali meninggalkan rumah. Kadang, untuk menangkal dingin, dia harus menggunakan lima jaket hangat. Beratnya pun hingga 5kg. Kemudian, setelah masuk ke kelas, dia harus menanggalkan semua pakaiannya. Itu menjadi tidak praktis.

Ide pun mucul. Dia ingin membuat jaket yang mampu digunakan di segala cuaca dan musim. Setelah berpikir panjang, akhirnya dia menemukan kuncinya. Menurut Vistakula, kuncinya adalah pemanfaatan alat termoelektrik bernama pelat peltier. Sebenarnya, pelat ini terdiri atas dua besi yang menghasilkan arus listrik.

Setiap kali arus listrik mengalir, besi di satu sisi akan bertambah panas, sedangkan besi yang satu lagi malah jadi dingin. Vistakula mengandalkan baterai yang dilekatkan pada jaket. Tapi, ketahanan baterai itu ada masanya, yakni delapan jam.

Seperti dilaporkan BBC, untuk menaikkan dan menurunkan temperatur, pemakai jaket tinggal menekan tombol yang melekat pada bagian jaket. Hebatnya, meski dilengkapi besi, ClimaCon tetap ringan. ClimaCon mampu bertahan pada suhu ekstrem minus 50 derajat sampai 50 derajat Celsius.

Pasukan militer India di gunung es Siachen telah menguji coba jaket itu. Mereka berhasil bertahan pada suhu minus 40 derajat Celcius di musim dingin. Sedangkan pada musim panas bersuhu lebih dari 40 derajat Celcius, Vistakula masih merasa nyaman dengan mengenakan ClimaCon. Penemuan cerdas itu telah dipatenkan atas nama Vistakula.

Dia pun menjadi penemu yang masuk jajaran ilmuwan dunia. Untuk produksi massal, Vistakula bekerja dengan tim muda yang penuh antusias di Kota Hyderabad, ibu kota negara bagian Andhra Pradesh. Dhama Innovation adalah nama perusahaan yang didirikan oleh Vistakula pada Januari 2008.

Tiga tahun kemudian berjalan, perusahaan itu memiliki 15 orang pegawai yang terdiri dari teknisi, desainer, manajemen, dan penjahit. Dia bakal menjual jaket massal ke seluruh dunia. Tapi, belum ada kepastian berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membeli jaket tersebut.

Melalui Dhama Innovation, kini Vistakula bukan hanya puas dengan penemuannya itu. Alumnus MIT itu sedang mengembangkan ide agar penemuannya dapat diterapkan pada sepatu, kerudung, ataupun piring-piring makan malam.

“Kita juga mengembangkan sepatu tahan cuaca dan produk kita disukai oleh pasukan militer yang bertugas di gletser Siachen,” katanya dikutip dari BBC.

Dengan jaket dan sepatu segala musim, maka radang dingin pun bakal segera diatasi. Kemudian, Vistakula juga berencana membuat jaket khusus untuk sapi. “Pada dasarnya, sapi itu kalau musim dingin akan memberikan susu sedikit,” katanya. Jika sapi itu mengenakan jaket yang memberikan temperatur panas, maka sapi akan mengeluarkan susu dalam jumlah banyak.

Sebelum penemuan jaket itu berhasil, Vistakula melakukan percobaan berpuluhpuluh kali. Jaket pertama yang dibuatnya berbobot 5kg, dilengkapi kabel dan kipas angin. Semua orang yang melihat jaket itu langsung tertawa karena terlihat seperti bom. Kemudian, dia pun menggantinya dengan pelat.

Selain jaket, Vistakula memproduksi aplikasi medis untuk teknologi. Timnya saat ini sedang bekerja membuat produk yang diberi nama Haemosave. Sebuah produk untuk membekukan darah akibat luka. Alat itu dapat menjadi penyelamat hidup manusia karena menggunakan terapi es yang mampu menghentikan aliran darah.

Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2082-kranthi-vistakula-technopreneur-dari-india-.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar