Di
malam hari yang gelap, manusia sesuai ritme alam diharapkan untuk
berhenti bekerja. Tapi tidak demikian dengan saya. Malam hari selain
dimanfaatkan untuk beristirahat juga bisa digunakan untuk membangun
impian. Mungkin Anda bertanya bagaimana bisa membangun impian di malam
hari saat kita sudah begitu lelah dengan pekerjaan di pagi dan siang
hari hingga sorenya.
Yang
berbeda di malam hari yaitu bagaimana kita membangun impian kita secara
spiritual, secara batin, bukan secara fisik atau kasat mata.Kita bisa
membangun impian ini dengan mengucapkan doa dengan sungguh-sungguh
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sering
saya masih terjaga di malam hari hingga pukul 11 malam sementara tubuh
sudah lelah bekerja di siang harinya. Di saat-saat sunyi nan khidmat
seperti inilah saya bisa mengucapkan doa dengan lebih khusyuk. Saya
bersyukur dengan seluruh karunia yang diberikan-Nya dari awal kehidupan
saya hingga saat ini berusia lanjut.
Manusia
mungkin lebih sering lupa untuk berdoa saat ia berada di puncak
keberhasilan. Ia lebih sering ingat Tuhan saat kehidupannya terisi
kesedihan, tragedi, dan semacamnya. Tapi dengan semakin bertambahnya
usia, kita makin menyadari bahwa doa yang tak pernah putus sepanjang
usia itu seperti pondasi bagi bangunan impian kita dengan kerja keras
kita sebagai semen dan batubatanya. Pondasi doa memang tidak nampak
tetapi pengaruhnya pada keberhasilan kita sungguh tak terhingga.
Berdoa
sepanjang hari terutama sebelum tidur dan selepas bangun pagi saya
jadikan sebagai bagian rutinitas wajib. Kebiasaan ini saya sebarkan pada
anggota-anggota keluarga saya, seperti anak-anak, cucu-cucu, dan
sebagainya.
Satu
hal yang saya yakini tentang doa adalah saat kita melakukan sebuah
tindakan yang dilandasi dengan berkat dari Tuhan, bisa dipastikan
hasilnya tidak hanya akan menguntungkan diri kita pribadi tetapi juga
berguna bagi masyarakat luas.
Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-2069-ciputra-doa-sebagai-pondasi-impian-entrepreneur-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar