Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi membuat bisnis minimarket kian menjamur. Tengok saja, saat ini mudah sekali menemukan lokasi minimarket yang letaknya berdekatan dengan minimarket lainnya, hanya berjarak beberapa ratus meter saja. Pasar empuk di sektor ritel ini pun ingin dicecap oleh Edrya Junaedi dengan mendirikan Minimart 99.
Ia memulai usaha minimarket ini sejak empat tahun silam dengan konsep syariah. Konsep ini ia terapkan dalam kerjasama kemitraan yang ia tawarkan kepada masyarakat yang ingin membuka usaha Minimart 99 sejak 2012. Mitra usaha Minimart ia sebut anggota. Lantas, biaya manajemen atawa management fee yang dikenakan kepada mitra ia sebut sebagai sistem bagi hasil.
Jika tertarik bergabung, Edrya mengatakan, calon mitra setidaknya menyediakan dana investasi sebesar Rp 100 juta. Itu di luar biaya sewa tempat. Jika keberatan dengan investasi sebesar itu, calon mitra bisa menyiasatinya dengan melakukan sistem patungan dengan calon anggota lain.
Nah, dengan biaya investasi sebesar itu, calon anggota akan mendapatkan persediaan berbagai produk yang akan dijual, komputer, sistem pembukuan, rak dan desain interior. Edrya juga memberikan pelatihan karyawan dan bimbingan manajemen secara berkesinambungan.
Sebelum calon anggota mulai membuka usaha, pusat akan melakukan survei lokasi usaha. Luas lokasi usaha yang harus disiapkan mitra minimal 50 meter persegi (m²). Untuk ketersediaan produk, anggota bisa mendapatkan suplai dari agen yang sudah bekerjasama dengan pihak pusat. Biasanya, satu gerai membutuhkan persediaan produk sekitar Rp 12 juta hingga Rp 15 juta per bulan. "Rata-rata biaya untuk stok produk per bulannya mencapai 70% dari omzet," ujar dia.
Harus ada nilai tambah
Edrya bilang, anggota bisa mengambil keuntungan hingga mencapai 20% dari penjualan tiap produk. Sementara itu, anggota akan dikenakan biaya manajemen berkisar 2,5% hingga 5% dari laba bersih per bulan. Besaran nilai biaya manajemen ditentukan di awal sesuai kesepakatan dengan anggota. Dengan biaya tersebut, anggota akan selalu mendapat kontrol rutin dari pusat, meskipun operasional tetap dilakukan anggota.
Menurut hitung-hitungan Edrya, anggota bisa mendapatkan omzet berkisar Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta per hari. Atau jika dihitung dalam sebulan, anggota bisa meraih omzet sekitar Rp 105 juta. Hingga saat ini Edrya sudah memiliki dua outlet pribadi dan sekitar 10 gerai milik anggota.
Pengamat waralaba Pietra Sarosa mengatakan, persaingan di bisnis ritel seperti minimarket cukup berat lantaran sudah ada beberapa pemain besar yang sudah menggurita seperti Alfamart dan Indomart. Oleh sebab itu, pengusaha lain yang bergerak di bisnis minimarket harus bisa memberikan nilai tambah dari gerainya agar bisa bersaing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar