Berikut adalah 2 cara orang berpikir tentang ini:
1. Kami mencintai konsumen karena mereka memberi kami uang. (Yang melekat di sini ialah konsumen = uang = cinta)
2. Kami mencintai konsumen dan kadang terjadi transaksi.
2. Kami mencintai konsumen dan kadang terjadi transaksi.
Yang kedua sungguh berbeda dari yang pertama.
Di kasus pertama, konsumen adalah suatu alat untuk mencapai tujuan: laba. Di kasus kedua, perusahaan ada untuk melayani konsumen, dan laba berguna sebagai fasilitator dan suatu efek samping.
Mudah untuk menyangkal bahwa tanpa kompensasi uang, tak akan ada layanan. Jika diterapkan dengan ekstrim, bekerja untuk memaksimalkan manfaat jangka pendek setiap transaksi sangat jarang bisa memajukan bisnis. Jika Anda memasukkan informasi, misalnya, kini prospek Anda akan cuma mengklik dan menemukannya di tempat lain. Jika Anda ingin mengenakan harga di atas rata-rata, konsumen akan mengetahuinya dan akan memberitahukan hal itu pada orang lain. Dalam pasar bebas dengan informasi melimpah, sangat sukar untuk berhasil hanya dengan mencintai uang yang konsumen Anda bayarkan pada Anda.
Saya pikir akan menarik dan menyenangkan untuk mengamati bahwa sebagian perusahaan paling sukses di masa kini mencapai puncak dengan memfokuskan diri pada layanan, memandang kompensasi sebagai sebuah efek samping atau bonus. Saat marketing makin mahal, ternyata kepedulian pada orang menjadi jalan pintas yang berguna, yang akan membimbing kita ke hal lain yang menumbuhkan bisnis kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar